Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Netanyahu Ingin Buat 'Persekutuan Abraham' Berisi Israel, Arab, dan AS, Pakar: Lucu, Tak Realistis

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengusulkan pembentukan suatu aliansi atau persekutuan yang berisi Israel, AS, dan negara-negara Arab.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nuryanti
zoom-in Netanyahu Ingin Buat 'Persekutuan Abraham' Berisi Israel, Arab, dan AS, Pakar: Lucu, Tak Realistis
Screenshot YouTube FOX 5
Pidato Netanyahu di Kongres AS, 24 Juli 2024 

TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengusulkan pembentukan suatu aliansi atau persekutuan yang berisi Israel, Amerika Serikat (AS), dan negara-negara Arab.

Aliansi itu dijuluki “Persekutuan Abraham” ala Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Adapun tujuan aliansi itu ialah “membendung ancaman Iran yang makin besar”.




Akan tetapi, usulan Netanyahu itu dianggap tidak realistis oleh Dr. Mehran Kamrava, pakar pemerintahan di Universitas Georgetown, Qatar.

Tak hanya itu, Kamrava menyebut “Persekutuan Abraham” adalah ide yang lucu.

“Saya tidak berpikir bahwa [suatu persekutuan antara Israel dan negara-negara teluk] adalah asumsi yang realistis karena Arab Saudi menormalisasi hubungannya dengan Iran,” kata Kamrava pada hari Rabu, (24/7/2024), dikutip dari Sputnik News.

Dia juga menyebutkan bahwa Bahrain dan Iran sudah memperbincangkan normalisasi hubungangan keduanya.

BERITA TERKAIT

“Dan Uni Emirat Arab, meski menjaga hubungan dengan Israel, juga menjaga hubungan dengan Iran,” katanya menambkan.

Usulan “Persekutuan Abraham” itu disampaikan Netanyahu dalam pidatonya di depan parlemen AS pada hari Rabu.

Dia menyinggung “visi untuk Timur Tengah yang lebih luas” dengan membentuk NATO ala Timur Tengah itu.

Menurut Netanyahu, aliansi itu harus berisi AS dan Israel serta semua negara yang berdamai dengan Israel atau ingin berdamai dengan Israel.

Baca juga: Nasib Sial Hotel Tempat Netanyahu Menginap: Diteror Belatung hingga Direcoki Demonstran Pro-Gaza

Adapun Kamrava menyebut ide Netanyahu itu bukanlah sesuatu yang baru. Dia mengatakan ide itu sudah disampaikan Netanyahu bertahun-tahun silam.

Kata Kamrava, upaya Israel untuk menormalisasi hubungan negara-negara tetangga di Timur Tengah menjadi langkah utama dalam pembentukan aliansi itu.

Pakar itu berujar bahwa Israel kini hanya bisa mengandalkan senjata dan bantuan lainnya dari Komando Pusat AS dan Washington.

“Karena lobi Israel sangat kuat di AS, terutama di parlemen,” kata Kamrava.

Dia berkata semua partai dan tokoh-tokoh besar di AS dari Joe Biden, Donald Trump, dan Kamala Harris sudah menyatakan diri sebagai Zionis atau menyampaikan dukungan kuat kepada Israel.

Sementara itu, Netanyahu masih terperosok dalam “kekacauan politik yang dalam dan tak berpengharapan”.

“[Netanyahu] menghadapi tekanan dari [sayap] kiri yang ingin sandera dipulangkan, tekanan dari tentara Israel, yang sudah berkata bahwa saat ini tak bisa memulangkan sandera yang tersisa dengan terus menggunakan kekerasan dan melanjutkan perang,” katanya.

Namun, di sisi lain, Netanyahu juga mendapat tekanan dari sayap kanan Israel agar melenyapkan warga Palestina seluruhnya.

Menurut Kamrava, hal yang bisa menyelamatkan Netanyahu saat ini ialah melanjutkan perang dan memainkan isu ancaman Iran.

Perluasan dari Kesepakatan Abraham

Netanyahu menyebut “Persekutuan Abraham” nanti akan menjadi perluasan dari Kesepakatan Abraham, yakni perjanjian normalisasi hubungan antara Israel dan sejumlah negara Arab.

“Setelah Perang Dunia Kedua, Amerika membentuk aliansi keamanan di Eropa untuk melawan ancaman Soviet yang makin besar. Begitu juga Amerika dan Israel saat ini bisa membentuk aliansi keamanan di Timur Tengah untuk melawan ancaman Iran yang makin besar,” ujar Netanyahu dalam pidatonya di depan parlemen AS.

Dia menyinggung serangan rudal dan pesawat nirawak Iran yang menargetkan Israel pada bulan April lalu.

Menurut Netanyahu, pesawat AS, Inggris, Prancis, dan Yordania dikerahkan untuk membantu Israel. Kemudian, negara-negara teluk memberikan bantuan intelijen.

PM Israel menyebut seperti itulah potensi aliansi itu dalam melawan Iran.

“Aliansi baru yang saya bayangkan ini akan menjadi perluasan alami dari Kesepakatan Abraham,” katanya.

Adapun Kesepakatan Abraham ditandatangani tahun 2020 dengan AS sebagai penengah.  Dalam kesepakatan itu Israel menormalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab, Maroko, dan Sudan.

Netanyahu kemudian menyebut usulnya sebagai “Persekutuan Abraham”.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas