Ancaman ISIS-K Bayangi Olimpiade Paris, Puluhan Kasus Teror Dilakukan Remaja yang Direkrut Online
Olimpiade Paris 2024 dibayangi kekhawatiran atas meningkatnya potensi serangan kelompok militan Islam dan afiliasinya ISIS-K di Eropa.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Olimpiade Paris 2024 dibayangi kekhawatiran atas meningkatnya potensi serangan kelompok militan Islam dan afiliasinya ISIS-K di Eropa.
Menurut sebuah studi akademis, hampir dua pertiga remaja mewarnai penangkapan terkait ISIS di Eropa dalam sembilan bulan terakhir.
"Studi akademis terhadap 27 serangan terkait ISIS sejak Oktober 2023 mengungkapkan bahwa 58 tersangka, 38 di antaranya berusia antara 13 dan 19 tahun," kata Profesor Studi Keamanan di King's College London, Peter Neumann.
Sumber keamanan Inggris mengatakan, "ancaman teror terarah" telah menjadi perhatian yang lebih besar selama 18 bulan terakhir.
Dan ISIS-K sebagai kelompok paling kuat yang diawasi.
Para remaja yang mengakses ruang ekstremis dan media daring juga terus menjadi masalah yang signifikan.
"Kelompok seperti (ISIS-K) secara khusus menargetkan remaja," kata Neumann.
"Mereka mungkin tidak terlalu berguna. Mereka mungkin mengacaukan. Mereka mungkin berubah pikiran," katanya.
"Tetapi mereka tidak kalah mencurigakannya. Siapa yang akan menganggap anak berusia 13 tahun sebagai teroris? Satu saja sudah cukup," urainya.
Neumann menambahkan, para remaja direkrut melalui platform media sosial seperti TikTok, dan dimasukkan melalui algoritma ke dalam “gelembung” online tempat para perekrut jihadis dapat menjangkau mereka.
“(ISIS-K) sejauh ini merupakan bagian ISIS yang paling ambisius dan agresif saat ini,” katanya.
Baca juga: Incar Kalangan Remaja untuk Serang Olimpiade, ISIS-K Gunakan TikTok untuk Rekrut Anggota Baru
Artinya, kelompok tersebut dapat merencanakan rencana yang lebih besar dan lebih kompleks dengan beberapa penyerang, sekaligus melakukan “banyak penangkapan ikan di internet.”
CNN berhasil memverifikasi sebagian besar data Neumann dengan pejabat keamanan Eropa.
Neumann mencatat, data Europol terbaru menunjukkan "jumlah serangan dan serangan yang direncanakan meningkat lebih dari empat kali lipat" sejak 2022.