Murka Iran Gegara Israel Tuduh Hizbullah Ngebom Golan, Ultimatum 3 Hal: Kami Tak Takut
Iran turun tangan karena Israel menyebut Hizbullah menjadi aktor di balik serangan roket di Golan
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Garudea Prabawati
Sebelumnya, militer Israel mengklaim setidaknya ada 40 proyektil yang diluncurkan dari Lebanon selama 3 serangan terpisah pada Sabtu kemarin, di mana salah satunya jatuh di Majdal Shams, Golan.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah menyatakan bergabung dengan perlawanan membela rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Hizbullah menyerang sasaran militer Israel di perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dari wilayah Lebanon selatan yang merupakan basis militer Hizbullah.
Hizbullah berjanji akan berhenti menyerang perbatasan jika Israel menghentikan serangan militernya di Jalur Gaza.
Jumlah Korban
Saat Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.258 jiwa dan 90.589 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (27/7/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan Yedioth Ahronoth pada awal Juli 2024.
Lokasi Haniyeh Bocor
Penyebab kematian pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh masih menjadi sorotan belakangan ini.
Tuduhan dilayangkan oleh pihak yang memasangkan spyware ke dalam ponsel Haniyeh melalui sebuah aplikasi.
Sputnik menuliskan, laporan yang belum dikonfirmasi menunjukkan serangan tersebut difasilitasi oleh WhatsApp.
Spyware diduga dipasang di ponsel Haniyeh melalui akun WhatsApp miliknya.
Demikian menyebabkan mudahnya pelacakan lokasi tempat Haniyeh berada saat itu juga.
Laporan awal yang dibuat oleh jurnalis yang berkantor di Brussels, Elijah J Mangier, menyatakan Haniyeh dibunuh setelah melakukan percakapan dengan putranya.