Israel Bersiap Serbu Lebanon, Markas IDF Malah Diserbu Perusuh Bersenjata dan Berseragam Tentara
Menjelang operasi militer ke Lebanon, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) diganggu oleh aksi unjuk rasa di markasnya.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM – Menjelang operasi militer ke Lebanon, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) diganggu oleh aksi unjuk rasa di markasnya yang berada Beit Lid dan Sde Teiman.
Dalam aksi demontrasi pada Senin (29/7/2024), beberapa pengunjuk rasa tampak mengenakan seragam IDF, masker, dan membawa senjata api.
Salah satu anggota Knesset atau DPR Israel bernama Tally Gotliv terlihat bersama para demonstran aksi itu. Dia berbicara kepada pengunjuk rasa.
Sebelumnya, Gotliv di media sosial X menyinggung adanya tentara Israel yang ditangkap karena diduga menganiaya seorang warga Palestina di pusat penahanan Sde Teiman. Tentara itu diinterogasi di Beit Lid.
Dia meminta para pengikutnya untuk datang ke markas IDF. Pengunjuk rasa kemudian berbondong-bondong datang ke sana untuk memprotes tindakan interogasi terhadap tentara itu.
“Datanglah dalam jumlah besar,” ujar Gotliv dikutip dari The Times of Israel.
Dilaporkan bahwa para pengunjuk rasa itu adalah para aktivis sayap kanan. Jumlah pengunjuk rasa di markas Sde Teiman dilaporkan mencapai sekitar 1.200 orang.
Kepala IDF kecewa
Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi mengatakan aksi unjuk rasa oleh para “perusuh” itu membahayakan militer Israel.
“Kami datang ke Beit Lid untuk memastikan tidak terjadi hal yang serius,” ujar Halevi saat berkunjung ke markas itu.
“Kedatangan para perusuh itu dan upaya untuk menerobos masuk ke dalam markas adalah tindakan gawat, melanggar hukum, dekat dengan tindakan anarki, membahayakan IDF, keamanan negara, dan upaya perang.”
Baca juga: Tak Ada yang Tersisa, Hizbullah akan Habisi Tank Israel jika IDF Serbu Lebanon
IDF mengatakan saat ini pihaknya sedang bersiap melancarkan serangan balasan terhadap kelompok Hizbullah di Lebanon.
Menurut IDF, kerusuhan di markas itu merupakan gangguan besar bagi para tentara Israel.
Halevi bahkan dilaporkan harus menghentikan diskusi penting mengenai serangan Israel demi menangani para perusuh di markas.
Beberapa kompi IDF dari Tepi Barat dan personel lainnya yang sedang berlibur kini dikirm ke markas Beit Lid. Beberapa batalion juga akan sampai di sana pada hari Selasa.
Pengunjuk rasa sudah disingkirkan
Dalam pernyataannya, polisi mengatakan semua pengunjuk rasa sudah disingkirkan dari markas Beit Lid dan Sde Teiman.
“Berbeda dengan laporan, tidak ada keluhan yang diterima mengenai ancaman dari perwira militer,” kata polisi.
Sebelumnya, dilaporkan ada pejabat IDF yang berkata bahwa seharusnya polisi, bukan tentara, yang harus disalahkan atas kegagalan mengatasi kekacauan di markas IDF.
“Kami kecewa karena ada upaya untuk mengkritik polisi dan kerja mereka.”
Presiden Israel minta ketertiban dipulihkan
Presiden Israel Isaac Herzog menegaskan Isael adalah negara hukum. Dia meminta para anggota dewan, terutama yang bertanggung jawab dalam aksi itu, untuk menenangkan diri.
“Polisi harus ikut campur dan segera bertindak untuk mengembalikan ketertiban,” ujar Herzog di X.
“Saya meminta para demonstran untuk meninggalkan markas tentara dan mengizinkan IDF bekerja dan menang.”
Herzog mengklaim dalam beberapa pekan ini Israel tengah menghadapi tantangan perihal keamanan nasional.
“Kita tidak boleh lebih lama lagi membebani tentara dan komandan kita.”
“Mari dukung IDF dan komandannya dan bela mereka melawan semua seruan itu, yang hanya membuat musuh senang.”
(Tribunnews/Febri)