Jejak Kekejaman Tentara Israel pada Tahanan Palestina di Sde Teiman, Terbaru Dugaan Rudapaksa
Sepuluh tentara Israel diduga melakukan rudapaksa ramai-ramai terhadap seorang tahanan Palestina di penjara Sde Teiman.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nuryanti
Ia dikirim ke kamp militer itu untuk mengoperasi seorang warga Palestina yang diculik dari Gaza dan menderita luka tembak.
Berdasarkan keterangan dokter tersebut, pasien itu tidak memiliki nama.
Semua tahanan Palestina yang ada di kamp militer Sde Teiman, diikat di tempat tidur sehingga tidak bisa bergerak.
Mereka ditutup matanya dan tak diberi pakaian, hanya mengenakan pakaian dalam dan popok.
"Ini jelas merupakan pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa dan Kode Etik WHO. Ini lebih dari sekedar penyiksaan fisik dan psikologis," kata dia, dikutip dari Al Mayadeen.
Sebelumnya, laporan pelecehan di Sde Teiman telah muncul di media Israel dan Arab, menyusul protes dari kelompok hak asasi manusia Israel dan Palestina mengenai kondisi tahanan di sana.
Baca juga: Pesan Al-Qassam pada Hizbullah, Yakin Pejuang Lebanon Bisa Selesaikan Pekerjaannya Habisi Israel
Tapi, kesaksian langka dari seorang dokter Israel yang bekerja di fasilitas tersebut memberikan "wawasan tambahan mengenai kebijakan Israel" yang melakukan penyiksaan dan pelecehan sistematis di tengah genosida di Gaza.
Hal ini lebih lanjut membantah klaim pemimpin Israel, yang mengatakan mereka bertindak sesuai praktik dan hukum internasional.
Diketahui, rincian kesaksian sang dokter sejalan dengan informasi yang dikumpulkan CNN dari berbagai sumber tentang kondisi mengerikan tahanan Palestina.
Dalam laporan CNN, tiga pengungkap fakta (whistleblower) Israel yang bekerja di kamp militer Sde Teiman, memberikan kesaksian mereka mengenai pelanggaran sistematis yang dilakukan militer Israel.
Pelanggaran itu termasuk para tahanan yang ditutup matanya dan terpaksa memakai popok.
Mereka menggambarkan kondisi suram yang dihadapi tahanan Palestina di Sde Teiman, di mana menurut mereka, para tahanan tidak diperbolehkan bergerak, berbicara, atau bahkan mengintip lewat penutup mata.
"Kami diberi tahu, mereka (para tahanan) tidak diperbolehkan bergerak. Mereka harus duduk tegak. Mereka tidak diperbolehkan bicara. Tidak diperbolehkan mengintip melalui penutup mata," ujar seorang pelapor kepada CNN.
Penjaga diperintahkan untuk tetap menjaga keheningan menggunakan perintah dalam bahasa Arab, seperti uskot yang berarti diam.