Militer Israel Disebut Ingin Menyakiti Hizbullah, tapi Tak Provokasi ke dalam Perang Habis-habisan
Israel disebut tidak akan memprovokasi kelompok bersenjata Lebanon dalam perang habis-habisan.
Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
Pada hari Senin, serangan Israel menewaskan dua orang di atas sepeda motor dan melukai tiga lainnya di Lebanon selatan, kata kantor berita milik pemerintah Lebanon.
Pejabat militer Israel mengatakan mereka menyerang para operator dan infrastruktur Hizbullah.
Seorang pejabat dari kelompok Lebanon mengatakan kepada The Associated Press bahwa Hizbullah telah mulai memindahkan rudal berpemandu presisi, tetapi tidak menginginkan perang besar-besaran dengan Israel.
Hizbullah memiliki daya tembak yang jauh lebih unggul daripada Hamas.
Para analis mengatakan, memicu perang di wilayah utara Israel saat terlibat di Gaza akan membebani militer.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi lokasi serangan roket pada hari Senin.
Ia mengatakan bahwa "respons kami akan segera datang, dan akan lebih keras."
Namun, beberapa penduduk desa Druze memprotes dengan membuang karangan bunganya ke samping dan mengatakan bahwa tragedi itu tidak boleh digunakan untuk tujuan politik.
Baca juga: Serang Hizbullah, Israel Targetkan Desa di Lebanon Selatan
Keluarga dan teman-teman korban menangis melihat foto-foto anak-anak dan remaja yang telah ditempatkan di sana.
Mereka mengatakan ingin perang segera berakhir.
Israel dan Hizbullah telah saling tembak lintas perbatasan sejak 8 Oktober, sehari setelah serangan Hamas yang memicu perang di Gaza.
Serangan akhir pekan di Majdal Shams kembali menimbulkan kekhawatiran tentang perang regional yang lebih luas.
Update Perang Israel-Hamas
Seorang juru bicara WHO mengatakan kepada Al Jazeera bahwa gencatan senjata diperlukan untuk memastikan vaksin sampai ke anak-anak karena Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan "intervensi segera" diperlukan untuk mencegah penyebaran epidemi polio.
Sumber medis di Gaza mengatakan sedikitnya 33 orang tewas dalam serangan Israel di wilayah Palestina pada hari lalu.