Diminta Berlindung, Warga Israel Panik setelah IDF Serang Lebanon, Media Zionis Singgung Kegagalan
Warga Israel dilaporkan mulai dilanda kepanikan setelah negaranya menyerang Beirut, ibu kota Lebanon.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM – Warga Israel dilaporkan mulai dilanda kepanikan setelah negaranya menyerang Beirut, ibu kota Lebanon, Selasa (30/7/2024).
Maariv mengabarkan pihak berwenang di Kota Rishon Lezion mulai membuka tempat berlindung karena takut akan serangan balasan Hizbullah.
Para pejabat Israel mengatakan mereka tak tertarik untuk memperburuk situasi kemanan, tetapi Israel sudah siap menghadapi situasi apapun.
Sementara itu, Al Mayadeen melaporkan komando militer Israel mengumumkan situasi waspada. Militer meminta semua pemukim Israel di dekat perbatasan Lebanon untuk menuju ke tempat perlindungan yang aman dari bom.
Sejumlah media Israel mengatakan saat ini sedang dilakukan persiapan untuk mengantisipasi serangan balasan Hizbullah.
Salah satu antisipasi itu ialah memobilisi sistem pertahanan udara Israel.
Menteri Kesehatan Israel juga sudah meminta rumah-rumah sakit di Israel utara untuk bersiap jika eskalasi terjadi.
Sementara itu, Wali Kota Haifa, Yona Yahav, meminta para pemukim dan warga di sana untuk waspada dan bersiap.
Media-media Israel mengabarkan ada kepanikan di antara para pemukim Israel di kota itu.
Bahkan, Maariv melaporkan para menteri Israel sudah dikirimi pesan. Isinya ialah perintah agar mereka tidak menyebut atau menyinggung "peristiwa di Beirut".
"Berdasarkan arahan Perdana Menteri, seharusnya tidak ada penyebutan tentang serangan yang terjadi di ibu kota Lebanon, hingga ada pemberitahuan berikutnya," demikian isinya.
Baca juga: Netanyahu Gelar Rapat usai Israel Serang Hizbullah di Beirut Lebanon
Adapun dua hari sebelum Israel menyerang Beirut, anggota dewan Lebanon, Ali Fayad, mengatakan Hizbullah tengah mempersiapkan segala kemungkinan, termasuk perang di darat.
"Hizbullah punya hak penuh untuk membela diri, yang memungkinkannya menggunakan semua alat yang tersedia dan semua kemampuannya untuk mempertahankan diri, masyarakatnya, negaranya, dan tanah airnya," kata Fayad.
Laporan kegagalan serangan Israel
Serangan Israel di Lebanon menargetkan seorang panglima senior Hizbullah bernama Fuad Shukr.
Israel mengklaim Shukr tewas, tetapi narasumber dari Hizbullah menyebut Shukr selamat.
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti nasib Shukr yang juga diburu oleh Amerika Serikat (AS) itu.
Dilaporkan ada tiga orang yang tewas dalam serangan itu, yakni seorang wanita, seorang anak perempuan, dan seorang anak laki-laki. Adapun jumlah korban luka mencapai puluhan orang.
Moriah Fliberg, komentator politik di Channel 13, berujar Israel pesmistis akan hasil serangan di Lebanon.
"Saya mendengar penilaian situasi dari Perdana Menteri [Benjamin Netanyahu] malam ini," ujar Fliberg.
"Mereka kurang optimistis tentang keberhasilan operasi pembunuhan itu."
Serangan Israel ke Hizbullah diperkirakan akan mendapat balasan keras dari Hizbullah.
Baca juga: PM Lebanon Sebut Israel Mesin Pembunuh, Kutuk Serangan Zionis yang Tewaskan Panglima Hizbullah
Iran minta DK PBB bertindak
Iran meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk segera mengambil tindakan sehubungan dengan serangan Israel ke Beirut.
Duta Besar Iran untul PBB, Amir Saeid Iravani, menyebut serangan itu sebagai pelanggaran atas kedaulatan Lebanon dan hukum internasional.
Kata dia, Israel kini sedang putus asa dan ingin mengalihkan perhatian dunia dari akar penyebab permasalahan saat ini, yakni perang yang dikobarkannya di Jalur Gaza.
"Rezim pendudukan itu tidak bisa membantah tanggung jawabnya atas kejahatan dan pembantaian yang sedang berlangsung terhadap warga tak berdosa di Gaza," ujarnya dikutip dari Al Jazeera.
(Tribunnews/Febri)