Kegagalan Iran Melindungi Ismail Haniyeh dari Serangan Bisa Mendorong Teheran untuk Ambil Tindakan
Kegagalan Iran dalam melindungi Ismail Haniyeh dapat mendorong Teheran untuk mengambil tindakan.
Penulis: Muhammad Barir
Kegagalan Iran Melindungi Ismail Haniyeh dapat Mendorong Teheran untuk Mengambil Tindakan
TRIBUNNEWS.COM- Kegagalan Iran dalam melindungi Ismail Haniyeh dapat mendorong Teheran untuk mengambil tindakan.
Abas Aslani, seorang peneliti di Pusat Studi Strategis Timur Tengah di Teheran, berbicara kepada Al Jazeera sedikit lebih awal tentang implikasi keamanan bagi Iran setelah pembunuhan kepala politik Hamas, Haniyeh, di ibu kotanya.
"Apa yang terjadi di Teheran merupakan hal buruk bagi aparat keamanan Iran...dan itulah mengapa Iran entah bagaimana merasa harus menanggapi hal ini," kata Aslani kepada Al Jazeera.
“Ini bukan berita baik bagi aparat keamanan di Teheran,” kata Aslani.
"Itulah sebabnya saya pikir pembalasan atau respons dari pihak Iran mungkin tak terelakkan... Tapi saya belum yakin mengenai kualitas [respons apa pun]," katanya.
"Saya kira hal itu masih harus dipastikan," imbuhnya.
“Namun, dari sudut pandang keamanan, hal ini sangat penting bagi Iran.”
Serangan udara menargetkan Haniyeh pada dini hari.
Media Iran melaporkan bahwa pemimpin Hamas tewas akibat “Proyektil Berpemandu Udara” yang menghantam kediamannya di utara ibu kota, Teheran.
Menurut laporan, serangan itu terjadi sekitar pukul 2 pagi waktu setempat pada hari Selasa) di sebuah kediaman khusus untuk veteran militer di utara kota.
Pengingat Semua warga Mereka Semua Target Israel
Pembunuhan Haniyeh sekali lagi menjadi pengingat bagi semua warga Palestina bahwa mereka semua adalah target zionis Israel.
Dan dari sudut pandang Palestina, dalam konteks perang ini, Israel tidak tinggal diam – Israel menyerang di mana pun, kapan pun ia bisa.
Ada perasaan di kalangan warga Palestina biasa bahwa satu-satunya tanggapan yang logis adalah bersatu dan menyajikan pendekatan politik yang berbeda.
Sekarang pertanyaannya, akankah faksi-faksi Palestina mampu bangkit dan menyajikan pendekatan yang berbeda kepada publik Palestina?