Media Barat Pernah Sebut Dukungan Teheran terhadap Palestina Bersifat 'Spiritual', Bukan Militer
The Foreign Policy dalam sebuah artikel yang dipublikasikan pada 4 Desember 2023, menyoroti 7 alasan mengapa Iran tidak akan berperang untuk Hamas.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Kekeliruan dukungan militer Teheran untuk Hamas, yang telah digembar-gemborkan oleh media Barat, dimaksudkan untuk mendapatkan lebih banyak dukungan bagi Israel oleh Barat.
5. Iran tidak mencari perang, namun mereka cukup siap
Para pejabat Tel Aviv terus mempromosikan perang Israel-Hamas sebagai perang proksi antara Teheran dan Washington.
Kebijakan ini berasal dari ketidakberdayaan rezim untuk melawan garis depan perlawanan.
6. Washington bakal rugi sendiri
Dalam sebuah artikel pada tanggal 3 Desember, surat kabar The Hill mengutip alasan bahwa serangan militer langsung oleh Angkatan Darat AS terhadap Iran akan merugikan Washington terlalu banyak tanpa banyak keuntungan.
Berkat sistem pertahanan udara jarak jauh, rudal antipesawat, ranjau laut, dan kendaraan udara tak berawak, Iran memiliki daya tangkal yang tinggi, yang memungkinkan Republik Islam memberikan respons yang menghancurkan terhadap setiap petualangan militer.
7. Pertimbangkan ancaman terhadap Iran
Di sisi lain, pada pertengahan Oktober dan selama kampanye dengan slogan "Saya lawanmu" lebih dari 2.700.000 warga Iran mendaftarkan diri, menyuarakan kesiapan mereka untuk mendukung pembelaan sah bangsa Palestina.
Prestasi militer Iran yang mengejutkan bersama dengan dukungan terhadap sistem yang diilhami oleh revolusi Islam telah membuat musuh berpikir ulang dalam ancaman mereka terhadap Iran.
Pembunuhan Ismail Haniyeh
Eskalasi tampaknya tak terelakkan menyusul pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran pada Rabu (31/7/2024).
Seorang peneliti di Pusat Studi Strategis Timur Tengah di Teheran, Abas Aslani mengatakan pembunuhan Haniyeh akan berdampak di seluruh kawasan dan sekitarnya.
“Konteksnya juga penting karena dia dibunuh tepat setelah upacara pelantikan presiden Iran dan pertemuan dengan pejabat senior Iran,” kata Aslani dilansir Al Jazeera.
"Saat ini, ketika kita berbicara, eskalasi tampaknya tak terelakkan," kata Aslani, seraya menambahkan bahwa pembunuhan itu terjadi tepat ketika presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, berbicara tentang dialog dan keterlibatan dengan Barat.
“Netanyahu tidak ingin ini terjadi,” katanya.
“Kita mungkin harus mengucapkan selamat tinggal pada gencatan senjata untuk saat ini karena ini dapat meningkat menjadi perang regional. Perdana Menteri Israel berusaha melakukan segala cara untuk memperpanjang kehidupan politiknya".
"Ia ingin melanjutkan perang [di Gaza], dan saya pikir ini dimaksudkan tidak hanya untuk memengaruhi proses di Teheran dan kawasan tersebut, tetapi juga di Washington,” katanya.