Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hari Ini Jenazah Ismail Haniyeh Dimakamkan di Doha Qatar

Upacara pemakaman Ismail Haniyeh akan diselenggarakan secara terbuka sehingga masyarakat bisa bergabung dengan pasukan Hamas.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Hari Ini Jenazah Ismail Haniyeh Dimakamkan di Doha Qatar
IRNA
Upacara pemakaman Ismail Haniyeh akan diselenggarakan secara terbuka sehingga masyarakat bisa bergabung dengan pasukan Hamas. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN – Jenazah pemimpin Hamas Ismail Haniyeh kabarnya akan dishalatkan dan dikuburkan di Doha ibukota Qatar pada Jumat.

Pemakaman bakal digelar setelah pihak keluarga melaksanakan upacara pemakaman di Teheran pada Kamis (1/8/2024) pukul 8 pagi waktu setempat.




“Pemakaman kepala Hamas Ismail Haniyeh akan dilaksanakan di Doha pada hari Jumat, sehari setelah upacara pemakaman umum di Teheran,” kata Hamas dikutip dari Al Arabiya.

“Jenazah akan dishalatkan di Masjid Imam Muhammad bin Abdul Wahhab, masjid terbesar di Doha, setelah salat Jumat, selanjutnya jenazah akan diantar ke pemakaman di Lusail, di utara ibu kota Qatar,” jelas Hamas.

Baca juga: Jusuf Kalla Terbang ke Doha Qatar Malam Ini, Hadiri Prosesi Pemakaman Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh

Pengumuman tersebut dirilis langsung oleh juru bicara Hamas melalui postingan di akun Telegram.

Dalam pernyataan resminya Hamas mengatakan upacara pemakaman Ismail Haniyeh akan diselenggarakan secara terbuka sehingga masyarakat bisa bergabung dengan pasukan Hamas, mengantarkan Haniyeh di peristirahatan terakhir.

BERITA TERKAIT

Diketahui sebelumnya, Ismail Haniyeh yang dikenal sebagai pimpinan tertinggi Hamas dilaporkan tewas dalam serangan udara tepat setelah Ia menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian. Haniyeh tewas bersama seorang pengawalnya saat dini hari, pukul 2 pagi waktu setempat.

Media pemerintah Iran menjelaskan Haniyeh tewas lantaran diserang menggunakan proyektil berpemandu udara. Kematian Haniyeh juga diumumkan oleh Garda Revolusi Iran, yang merupakan sekutu Hamas.

Disebutkan oleh Garda Revolusi Iran bahwa kediaman yang ditinggali Haniyeh dan pengawalnya di Teheran telah diserang rudal.

Tidak ada seorangpun yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan itu tetapi analis di televisi pemerintah Iran menuding Israel sebagai dalang utama atas serangan itu.

Putra Haniyeh Tegaskan Bakal Terus Lawan Israel

Menanggapi kematian ayahnya, Putra mendiang pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, menegaskan bahwa pembunuhan sang ayah tidak akan mengakhiri perlawanan Palestina terhadap Israel.

“Perlawanan tidak akan berakhir dengan pembunuhan pemimpinnya, dan Hamas akan terus melakukan perlawanan sampai pembebasan,” tegas Putra Haniyeh, Abdul Salam Ismail Haniyeh.

Senada dengan Abdul Salam Ismail, Pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri menegaskan bahwa pasukannya bakal melakukan perang terbuka melawan Israel sampai tujuannya tercapai, yakni membebaskan Yerusalem dari campur tangan Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netanyahu.

"Kami melancarkan perang terbuka untuk membebaskan Yerusalem dan siap membayar harga berapa pun," Zuhri, mengutip The Times Of Israel.

Turki Siap Pasang Badan Serang israel

Sehari sebelum kematian pimpinan Hamas, presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, mengancam akan menyerang Israel jika Netanyahu terus menggempur jalur Gaza. Erdogan berdalih pengiriman pasukan perlu dilakukan untuk melindungi warga Palestina.

"Sama seperti kita memasuki (Nagorno-Karabakh), sama seperti kita memasuki Libya, kita mungkin melakukan hal yang sama kepada mereka. Tidak ada yang tidak dapat kita lakukan. Kita hanya harus kuat," ancam Erdogan atas aksi genosida Israel.

Tak sampai disitu untuk mendukung hak-hak warga Palestina, Erdogan bahkan menolak rencana pembentukan zona penyangga pasca perang yang digagas Israel.

Diketahui sebelumnya, sejak perang Gaza pecah pada Oktober tahun lalu pemerintah Turki menjadi salah satu tokoh paling vokal melemparkan kritik keras terhadap serangan Israel ke Gaza. Ia bahkan kerap menyinggung operasi militer Israel yang telah memicu genosida massal.

Untuk memprotes tindakan yang dilakukan PM Netanyahu dan pasukannya, Turki bahkan nekat menghapus Israel dari daftar negara target ekspornya, memangkas pemasukan negara yang diperkirakan bernilai 7 miliar dolar AS atau senilai Rp 111,7 triliun (kurs Rp 15.968).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas