Reaksi Para Pemimpin Dunia terhadap Pembunuhan Ismail Haniyeh, Sebuah Kejahatan Keji oleh Israel
Para pemimpin dunia menghormati Ismail Haniyeh, kepala biro politik gerakan Perlawanan Palestina Hamas, pada saat yang sama mengutuk pembunuhannya.
Penulis: Muhammad Barir
Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menganggap pembunuhan itu sebagai “kejahatan keji, eskalasi berbahaya, dan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan kemanusiaan.”
Secara terpisah, Perdana Menteri Qatar dan Menteri Luar Negeri, Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, mengatakan pada X: “Pembunuhan politik & terus berlanjutnya penargetan warga sipil di Gaza sementara perundingan terus berlanjut membuat kita bertanya, bagaimana mediasi dapat berhasil jika satu pihak membunuh negosiator di pihak lain? Perdamaian membutuhkan mitra yang serius & sikap global terhadap pengabaian terhadap kehidupan manusia.”
Italia: ‘Situasi yang Mengkhawatirkan’
Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengatakan, “Situasinya mengkhawatirkan, dan kami berupaya untuk menghindari eskalasi.”
Tajani mengatakan kepada wartawan, menurut kantor berita milik pemerintah ANSA, menambahkan “Israel memiliki hak untuk membela diri tetapi tidak boleh ada eskalasi.”
Jerman Mendesak De-Eskalasi Segera
Jerman mendesak de-eskalasi segera setelah pembunuhan Haniyeh.
"Kini kita harus tetap tenang dan melakukan segala yang mungkin untuk meredakan ketegangan, dan peluang tercapainya kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata di Gaza tidak boleh disia-siakan sekarang," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Sebastian Fischer dalam jumpa pers di Berlin, menurut Anadolu.
Upaya diplomatik lebih lanjut kini dibutuhkan untuk mengamankan gencatan senjata bagi rakyat Gaza dan pembebasan sandera Israel, tambahnya.
Fischer berkata: “Kami mengimbau semua pihak untuk menahan diri semaksimal mungkin. Logika saling membalas dendam adalah pendekatan yang keliru.”
Rusia: ‘Konsekuensi Berbahaya’
Kementerian Luar Negeri Rusia mengutuk pembunuhan tersebut, dengan mengatakan, “Jelas bahwa para penyelenggara pembunuhan politik ini menyadari konsekuensi berbahaya yang akan ditimbulkan tindakan ini bagi seluruh kawasan.”
"Tidak diragukan lagi bahwa pembunuhan Ismail Haniyeh akan berdampak sangat negatif pada jalannya kontak tidak langsung antara Hamas dan Israel, dalam kerangka yang disepakati persyaratan gencatan senjata yang dapat diterima bersama di Jalur Gaza," tambah Kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
Ia mendesak “semua pihak yang terlibat untuk menahan diri dan menjauhi langkah-langkah yang dapat menyebabkan penurunan drastis situasi keamanan di kawasan dan memicu konfrontasi bersenjata berskala besar.”
Oman: Ini Pelanggaran Mencolok
Oman mengecam keras pembunuhan Haniyeh, menyebutnya sebagai "pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan kemanusiaan serta jelas-jelas menghambat upaya mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan," menurut kantor berita pemerintah ONA.
Mesir: Bisa Memicu Konflik
Mesir mengecam kebijakan eskalasi Israel dan memperingatkan “dampak kebijakan pembunuhan, pelanggaran kedaulatan negara lain, dan pemicu konflik di kawasan.”
Dikatakannya pembunuhan itu bertepatan dengan kurangnya kemajuan dalam negosiasi untuk mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza, kantor berita Anadolu melaporkan.