Takut Ketegangan Israel vs Hizbullah, Maskapai Enggan Mendarat di Tel Aviv Buat Zionis Terjebak
Tambah lagi maskapai yang enggan mendarat di Tel Aviv buntut ketegangan Israel dengan Hizbullah dan tewasnya pemimpin Hamas Ismail Haniyeh
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Suci BangunDS
Situasi di kawasan itu, memburuk setelah terbunuhnya pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan rudal di Teheran.
Israel baru-baru ini menyalahkan Hizbullah Lebanon atas tewasnya 12 anak setelah penembakan di Dataran Tinggi Golan pada 27 Juli 2024.
Sejumlah negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, telah menyarankan warganya untuk tidak bepergian ke Lebanon.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Polandia Paweł Wroński mengumumkan bahwa Polandia siap mengevakuasi warganya jika situasi antara Israel dan Lebanon memburuk.
Iran Ancang-ancang Balas Israel
Langkah cepat diambil Iran untuk merespons pembunuhan terhadap pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di ibu kota Iran, Teheran pada Rabu (31/7/2024) oleh Israel.
Hal ini diungkapkan Plt Menteri Luar Negeri Iran, Ali Bagheri Kani pada Kamis (1/8/2024) seperti yang dikutip Tribunnews dari kantor berita pusat Iran, IRNA.
Kani mengaku sudah menghubungi sejumlah pihak di luar negeri guna memberikan respons cepat pembunuhan Ismail Haniyeh oleh Israel yang dinilainya juga melangkahi kedaulatan Iran.
Adapun pihak terdekat yang sudah ia hubungi guna merespons hal tersebut adalah Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Ahmed Mohamed Abdel Ati.
Bagheri Kani mengaku, telah melakukan percakapan telepon untuk membahas masalah tersebut bersama Abdel Ati.
Dalam percakapan telepon yang berlangsung pada hari Kamis ini, Bagheri Kani menegaskan perlunya semua negara di kawasan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk memberikan perlawanan kepada Israel.
Ia menilai, langkah Israel membunuh Ismail Haniyeh merupakan sebuah pelanggaran integritas teritorial Iran.
Kani juga menilai serangan yang dilakukan Israel sudah bisa dikategorikan sebagai pelanggaran berat mengingat status Ismail Haniyeh sebagai tamu kehormatan Iran dalam rangka pelantikan Presiden baru mereka, Masoud Pezeshkian.
Melalui komunikasinya dengan Mesir, Kani juga menegaskan bahwa Iran tidak akan melepaskan haknya untuk membalas langsung tindakan rezim Zionis atas pembunuhan tersebut.
Selama melakukan percakapan telepon dengan Abdel Ati, Kani juga mengajak Mesir guna menggalang pertemuan darurat OKI.