Tegaskan Tak Bakal Akui Israel, Hamas: Membunuh Pemimpin Kami Hanya akan Buat Rakyat Kami Lebih Kuat
Khaled Meshaal menegaskan Hamas tidak akan mengakui Israel, meski salah satu pemimpinnya dibunuh.
Penulis: Nuryanti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Kepala gerakan Hamas di luar negeri, Khaled Meshaal menegaskan kembali bahwa gerakan tersebut “tidak akan mengakui Israel”.
Hal itu disampaikannya dalam pidato pada upacara pemakaman kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, dan pengawalnya, Wassim Abu Shaaban, di Masjid Imam Muhammad Bin Abdul Wahhab di ibu kota Qatar, Doha.
Menurut Khaled Meshaal, pembunuhan terhadap salah satu Pemimpin Hamas, malah akan membuat rakyat Palestina lebih kuat.
“Membunuh salah satu pemimpin kami hanya akan membuat rakyat kami lebih kuat," ungkapnya, Jumat (2/8/2024), dikutip dari MEMO.
“Kami tidak akan berkompromi dengan prinsip-prinsip kami, dan kami juga tidak akan mengakui Israel."
"Rakyat kami akan tetap berkomitmen pada persatuan nasional kami dan akan mengikuti jalan jihad, perlawanan, dan pemulihan hak-hak kami," tegasnya.
Ia lantas bertanya: “Musuh-musuh kita (merujuk pada Israel) belum belajar dari kesalahan mereka. Mereka telah membunuh para pemimpin kita selama 100 tahun, dan apa yang terjadi?”.
“Setiap kali seorang pemimpin terbunuh, pemimpin lain akan datang dan hanya akan membuat rakyat kita lebih kuat."
“Musuh tidak tahu bahwa kami hidup sebagai mujahidin, bahwa kami menemui Tuhan kami sebagai syuhada, dan kami pandai menghidupkan dan mematikan atas perintah Tuhan,” imbuh Meshaal.
“Kehilangan saudara kita (Haniyeh) sangat besar, tetapi musuh kita tidak tahu bahwa darah para martir memperpendek jalan menuju kebebasan dan kemenangan," lanjutnya.
Pembunuhan Ismail Haniyeh
Ismail Haniyeh terbunuh oleh "proyektil udara" pada Rabu (31/7/2024) sekitar pukul 2 pagi waktu setempat.
Baca juga: Hamas Kembali Berduka Komandan Brigade Qassam Terbunuh, Mobil Berisi 5 Orang Dimatikan Drone Israel
Pengawal Ismail Haniyeh juga terbunuh.
Ismail Haniyeh dibunuh pada hari pertama masa jabatan Presiden Iran Masaoud Pezeshkian.
Haniyeh melakukan perjalanan ke Teheran untuk menghadiri pelantikan Pezeshkian pada Selasa (30/7/2024).