Tegaskan Tak Bakal Akui Israel, Hamas: Membunuh Pemimpin Kami Hanya akan Buat Rakyat Kami Lebih Kuat
Khaled Meshaal menegaskan Hamas tidak akan mengakui Israel, meski salah satu pemimpinnya dibunuh.
Penulis: Nuryanti
Editor: Sri Juliati
Haniyeh terakhir terlihat di pelantikan Pezeshkian tersebut.
Menurut laporan setempat, selama pertemuan tersebut, Presiden Iran menegaskan kembali komitmen rakyat Iran terhadap perjuangan kebebasan Palestina.
Sementara itu, Haniyah menyatakan rasa terima kasih atas jabatannya.
Laporan awal mengatakan serangan itu menargetkan “tempat tinggal khusus bagi veteran perang di Teheran utara” tempat Haniyeh menginap.
Para analis berpendapat bahwa waktu dan lokasi itu dipilih untuk mempermalukan Teheran.
"Apa yang terjadi di Teheran merupakan hal buruk bagi aparat keamanan Iran dan itulah mengapa Iran entah bagaimana merasa harus menanggapi hal ini," kata Abas Aslani, seorang peneliti di Pusat Studi Strategis Timur Tengah di Teheran, kepada Al Jazeera.
Sebagai informasi, Ismail Haniyeh adalah wajah internasional Hamas, pemimpin tertingginya di pengasingan yang menjaga hubungan kelompok militan itu dengan sekutu-sekutu di seluruh wilayah.
Baca juga: Israel Tangkap Imam Al-Aqsa karena Ajak Doakan Haniyeh, Hamas Mengutuk
Sebagai pemimpin hierarki politiknya, ia hanya memiliki sedikit peran militer – tetapi Israel menandainya untuk dibunuh setelah serangan mendadak pada 7 Oktober 2023.
Pembunuhan itu akan menjadikannya pejabat Hamas tingkat tertinggi yang dibunuh oleh Israel sejak serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023.
Update Perang Israel-Hamas
Pasukan Israel mengebom sekolah lain yang menjadi tempat penampungan warga Palestina yang mengungsi di lingkungan Sheikh Radwan, Kota Gaza, menewaskan sedikitnya 17 orang dan melukai 60 lainnya.
Sebagian besar korban adalah anak-anak.
Hamas mengatakan pihaknya telah memulai proses konsultasi luas untuk memilih pemimpin baru menyusul pembunuhan kepala politiknya Ismail Haniyeh di ibu kota Iran, Teheran.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan Haniyeh terbunuh oleh proyektil “jarak pendek” yang ditembakkan dari luar kediamannya dan kembali menjanjikan respons “keras” atas pembunuhannya.
Setidaknya sembilan orang, termasuk dua komandan Hamas dan Jihad Islam Palestina, tewas dalam serangan Israel di dekat Tulkarem di Tepi Barat yang diduduki.
Baca juga: Pejabat Senior Hamas Tegaskan Haniyeh Tewas Bukan karena Bom: Opini yang Tidak Rasional