Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Demo di Bangladesh Makin Memanas, PM Sheik Hasina Dikabarkan Mundur

PM Bangladesh Sheikh Hasina dikabarkan mundur usai demonstrasi di negaranya semakin memanas. Kini dia disebut berada di 'tempat aman'.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Demo di Bangladesh Makin Memanas, PM Sheik Hasina Dikabarkan Mundur
AFP/-
Demonstran antikuota bentrok dengan polisi di Dhaka pada 19 Juli 2024. - Polisi di ibu kota Bangladesh melarang semua unjuk rasa publik pada 19 Juli, sehari setelah putaran protes mahasiswa paling mematikan sejauh ini yang mengakibatkan gedung-gedung pemerintah dibakar oleh demonstran dan pemberlakuan pemadaman internet nasional. (Photo by AFP) 

"Beliau sedang mengadakan pembicaraan dengan beberapa pemangku kepentingan di luar militer. Itulah sebabnya penundaan ini," kata salah satu perwira angkatan darat.

Sebelumnya, kantor juru bicara militer telah meminta kepada masyarakat untuk menahan diri sampai Waker Uz Zaman berpidato.

Pemicu Gelombang Unjuk Rasa

Para pengunjuk rasa merusak kendaraan selama protes antikuota yang sedang berlangsung di Dhaka pada 18 Juli 2024. - Mahasiswa Bangladesh membakar lembaga penyiaran negara itu pada 18 Juli, sehari setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina muncul di jaringan tersebut dalam upaya meredakan bentrokan yang meningkat yang telah menewaskan sedikitnya 32 orang. (Photo by AFP)
Para pengunjuk rasa merusak kendaraan selama protes antikuota yang sedang berlangsung di Dhaka pada 18 Juli 2024. - Mahasiswa Bangladesh membakar lembaga penyiaran negara itu pada 18 Juli, sehari setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina muncul di jaringan tersebut dalam upaya meredakan bentrokan yang meningkat yang telah menewaskan sedikitnya 32 orang. (Photo by AFP) (AFP/-)

Sebenarnya, gelombang unjuk rasa oleh mahasiswa ini telah meletus sejak hampir dua bulan lalu.

Dikutip dari CNN, protes mahasiswa yang menjurus ke anti-pemerintahan itu berawal dari aturan sistem kuota yang hanya dianggap menguntungkan keluarga dan keturunan mantan personel militer yang berjuang untuk kemerdekaan Bangladesh dari Pakistan pada tahun 1971.

Padahal sistem ini sudah ditangguhkan oleh pemerintah tetapi ada gugatan di pengadilan yang justru membuka peluang lagi sistem kuota semacam itu bakal berlaku.

Baca juga: Kerusuhan di Bangladesh Tewaskan Ratusan Orang, Perdana Menteri Sheikh Hasina Salahkan Oposisi

Lantas, Mahkamah Agung Bangladesh pun akhirnya membuat keputusan untuk memerintahkan kuota untuk mantan anggota militer dikurangi dari 30 persen menjadi 5 persen.

Berita Rekomendasi

Setelah adanya putusan tersebut, unjuk rasa pun sempat mereda dalam beberapa hari, tetapi kemudian meletus kembali dan menjurus kepada gerakan anti pemerintah.

Unjuk rasa ini menuntut keadilan bagi para korban selama demonstrasi serupa yang terjadi sebelumnya.

Sebagai informasi, dalam sebulan terakhir, 200 orang tewas hingga 10.000 orang ditangkap buntut aksi demonstrasi tersebut.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas