Demo di Bangladesh Makin Memanas, PM Sheik Hasina Dikabarkan Mundur
PM Bangladesh Sheikh Hasina dikabarkan mundur usai demonstrasi di negaranya semakin memanas. Kini dia disebut berada di 'tempat aman'.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri (PM) Bangladesh, Sheikh Hasina dikabarkan bakal mundur usai demonstrasi di negara yang dipimpinnya semakin memanas hingga Senin (5/8/2024) waktu setempat.
Dilaporkan AFP dan Reuters, kabar mundurnya Sheikh Hasina ini diduga buntut bertambahnya korban tewas akibat demonstrasi di Bangladesh yang tak kunjung mereda.
Adapun per Senin hari ini, korban tewas bertambah menjadi enam orang dan membuat demonstrasi saat ini menjadi yang paling buruk sejak Bangladesh berdiri pada lima dekade lalu.
Sementara, kabar mundurnya PM Bangladesh tersebut disampaikan oleh seorang ajudan senior dari Sheikh Hasina.
Kendati demikian, laporan ini masih dikonfirmasi lebih lanjut oleh Reuters.
Di sisi lain, Hasina dan saudara perempuannya saat ini telah dibawa ke sebuah "tempat penampungan yang aman" dan juah dari kediamannya.
"Anda tahu, situasinya sangat tidak stabil. Apa yang terjadi, saya sendiri tidak tahu," klata Menteri Hukum Bangladesh, Anisul Huq kepada Reuters.
Sebagai informasi, pada Senin hari ini, para aktivis mahasiswa menyerukan penentangan jam malam nasional untuk menean Hasina agar mengundurkan diri, sehari setelah bentrokan mematikan d seluruh negeri yang menewaskan hampir 100 orang.
Saat para demonstran tengah berbaris di beberapa tempat, personel dengan lapis baja dan tentara tengah berpatroli di jalan-jalan ibu kota Bangladesh, Dhaka.
Baca juga: Demo Bangladesh: Hampir 100 Orang Tewas dan Ribuan Luka-luka
Kemudian, kontak fisik pun tejradi antara demonstran dan aparat yang berjaga.
Sedikitnya, dikutip dari Daily Star, ada enam orang tewas akibat bentrokan tersebut yang terjadi di daerah Jatrabari dan Dhaka Medical College.
Pada momen tersebut, polisi tampak melemparkan granat suara di beberapa bagian kota untuk membubarkan kelompok-kelompk kecil pengunjuk rasa, demikian laporan dari media massa lokal Bangladesh, Prothom Alo.
Sementara di tempat lain, ribuan pengunjuk rasa mengepung aparat yang ditempatkan di depan sebuah gedung pemerintahan.
Di sisi lain, bentrokan ini turut membuat Kepala Angkatan Darat Bangladesh, Jenderal Waker Uz Zaman sampai menunda pidatonya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.