Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Daki Gunung Tertinggi di Eropa untuk Dukung Anak-anak di Gaza, Remaja Asal Maroko: Akhiri Perang!

Remaja asal Maroko mendaki Gunung Elbrus yang didedikasikan untuk anak-anak di Jalur Gaza korban serangan Israel.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Daki Gunung Tertinggi di Eropa untuk Dukung Anak-anak di Gaza, Remaja Asal Maroko: Akhiri Perang!
Instagram @_youssef__tazi_/AFP MAHMUD HAMS
Potret Youssef Tazi, remaja 13 tahun asal Maroko, yang mendedikasikan pencapaiannya mendaki Gunung Elbrus, gunung tertinggi di Eropa dan Rusia, untuk anak-anak di Jalur Gaza. 

Kondisi kamp pengungsian yang tidak layak akibat tidak adanya fasilitas bersih, membuat ribuan anak-anak di Gaza saat ini terjangkit penyakit kulit.

Seperti yang terjadi pada seorang anak, Yasmine Al-Shanbari (3).

Yasmine menderita penyakit kulit dan belum ada tanda-tanda akan sembuh, sebab obat-obatan langka dan hanya sedikit rumah sakit yang beroperasi di Gaza.

Bercak-bercak merah dan gatal telah menyebar di seluruh wajah Yasmine.

"Penyakit kulit ini sudah menjangkitinya selama hampir 10 hari dan belum hilang," ungkap sang ayah, Ahmed Al-Shanbari, dilansir Reuters.

"Kami tidak punya obat apapun untuk diberikan kepadanya, berharap penyakit ini bisa sembuh sendiri," imbuh dia.

Baca juga: Teka-teki Keberadaan 2 Anggota IRGC yang Bantu Israel Bunuh Haniyeh, Dievakuasi usai Pasang Bom

Juru Bicara Rumah Sakit Kamal Adwan, Dokter Wissam al-Sakani, mengungkapkan setiap harinya ada penyakit baru yang menular di kalangan anak-anak.

Berita Rekomendasi

WHO diketahui telah memberikan peringatan, Hepatitis A dan polio juga menyebar di kalangan anak-anak.

"Kemarin, kita berbicara tentang hepatitis, dan hari ini kita berbicara tentang penyakit kulit menular. Setiap hari ada penyakit baru yang menyebar di kalangan anak-anak," ujar Wissam.

Ammar al-Mashharawi (2), yang dirawat di RS Kamal Adwan, juga mengalami ruam merah di seluruh wajah dan tubuhnya.

"Lihatlah anak itu, seluruh tubuhnya seperti ini. Kami telah mendatangi lebih dari satu rumah sakit untuk mencarikan obat untuknya," kata ayah Ammar, Ahmed, sambil menggendong putranya yang menangis saat petugas medis memeriksanya.

"Kami orang dewasa entah bagaimana bisa bertahan, tetapi anak-anak, semoga Tuhan menolong mereka, tidak memiliki makanan atau obat-obatan. Situasinya tidak terlukiskan," pungkas Ahmed.

Per Kamis (8/8/2024), jumlah korban tewas di Palestina akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023, telah mencapai 39.699 jiwa.

Dari puluhan ribu korban tewas itu, 16.315 di antaranya adalah anak-anak dan 10.980 perempuan.

Sementara, 91.722 lainnya mengalami luka-luka, dilansir Anadolu Ajansi.

Tak hanya itu, dipastikan masih banyak warga Palestina yang hilang lantaran tertimbun reruntuhan bangunan yang dibom Israel.

"Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan karena tim penyelamat tidak bisa menjangkau mereka," ungkap Kementerian Kesehatan Gaza.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas