Operasi Militer Besar Lagi, Israel Gempur 60 Target di Khan Yunis, Perwira Brigade Nahal Luka Parah
Seorang perwira IDF yang bertugas di Brigade Nahal terluka parah dalam pertempuran di Khan Yunis Gaza Selatan saat kembali menggempur wilayah itu.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pertama, pertempuran di Khan Yunis adalah jenis perang kota, bukan perang di wilayah terbuka, sebuah hal yang justru ditonjolkan IDF dalam persiapannya.
Faktor ini menjadi hal yang membuat IDF mati kutu terlepas dari keunggulan dari jenis dan kuantitas persenjataan yang mereka miliki.
Ini pula yang menjelaskan hal kenapa banyak tank merkava IDF yang hangus di Khan Yunis.
Baca juga: Al Qassam Ledakkan 3 Merkava Israel: 6 IDF Tewas Terjebak, Brigade Al-Quds Beraksi di Deir al-Balah
Celah-celah sempit dengan banyak gang, plus kontur medan pertempuran yang berhias banyak puing bangunan, merupakan lanskap yang juga berbeda dari yang disiapkan IDF menghadapi milisi perlawanan Palestina.
Faktor ini menjelaskan soal banyaknya operasi penyergapan (ambushment) yang sukses dari Brigade Al-Qassam.
Baca juga: Al Qassam Sergap Tentara Israel di Khan Yunis, Pasukan Penyelamat IDF yang Datang Kena Hantam Juga
"Pertempuran di wilayah terbuka berbeda dengan pertempuran di dalam kota, seperti halnya pertempuran melawan tentara reguler berbeda dengan pertempuran dengan kelompok bersenjata," kata Al-Falahi.
Selain taktik hit and run, milisi perlawanan Palestina juga sudah menyiapkan diri untuk pertarungan jarak dekat.
"Pertempuran melawan milisi juga mencakup pertarungan personal (satu lawan satu) dan perang gerilya," katanya.
Baca juga: Babak Belur di Khan Yunis, Tentara Israel Tarik Pasukan dari Gaza Selatan: Sisakan Satu Batalyon IDF
Babak Belur Kalau Tidak Mundur
Dia menekankan, tentara pendudukan Israel menghadapi kesulitan besar selama operasinya di Khan Yunis.
"Mereka mempunyai masalah untuk tetap berada di dalam kota, dan kelangsungan hidup mereka terancam karena adanya kegagalan militer," kata dia menganalisis alasan sebenarnya dari penarikan mundur pasukan tersebut.
Al-Falahi, menekankan, penarikan mundur pasukan ini menandai kegagalan operasi militer IDF di Khan Yunis karena gagal mencapai targetnya yaitu melenyapkan Gerakan Perlawanan Hamas dan membebaskan para tahanan Israel yang disandera.
Meski begitu, Al-Falahi mengakui kalau operasi darat Israel di Khan Yunis selama empat bulan memang melemahkan kemampuan faksi perlawanan.
Namun dia menekankan kalau eksistensi militer perlawanan Palestina di sana tetap ada.
"Kehadiran mereka (milisi perlawanan Palestina, Hamas dan PIJ, red) di seluruh wilayah Jalur Gaza di utara, tengah dan selatan, menunjukkan kalau operasi perlawanan tidak berhenti," katanya.