Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
BBC

Masyarakat adat di Himalaya yang menyelamatkan populasi sapi gunung dari ancaman deforestasi dan perubahan iklim

Populasi mithun atau sering disebut sebagai sapi gunung di Himalaya terancam karena deforestasi dan perubahan iklim. Masyarakat adat…

zoom-in Masyarakat adat di Himalaya yang menyelamatkan populasi sapi gunung dari ancaman deforestasi dan perubahan iklim
BBC Indonesia
Masyarakat adat di Himalaya yang menyelamatkan populasi sapi gunung dari ancaman deforestasi dan perubahan iklim 

Menurut analisis Global Forest Watch, India kehilangan 23.300 km persegi tutupan pohon pada tahun 2001-2023 atau sekitar 8.348 kali luas Kawasan Gelora Bung Karno.

Sementara Nagaland kehilangan 259 km persegi dan Arunachal kehilangan 262 km persegi hutan selama periode itu.

“Jika hal ini terus berlanjut dalam 40-50 tahun ke depan, tidak akan ada hutan. Jika tidak ada hutan, maka tidak akan ada mithun,” kata Kobe Khate, pejabat teknis senior di ICAR-NRC.

Untuk melindungi habitat dan spesies mithun, para peneliti di ICAR-NRC bekerja sama dengan masyarakat adat Adi membangun 'pagar hidup' yang diklaim memiliki waktu pakai yang cukup panjang. Pemasangan pagar di kawasan di desa itu dimulai pada 2022 lalu.

Terletak di antara kaki timur pegunungan Himalaya dan melintasi sungai Remi, 'pagar hidup' itu dibangun dari kawat berduri dan tunggul pohon anggrek, tempat para mithun merumput.

ICAR-NRC juga membantu para petani membangun tempat peristirahatan dari lembaran bambu untuk mithun dan anak sapi mereka.

Mithun hanya diperbolehkan mencari makan di area penggembalaan berpagar pada siang hari dan dibawa kembali ke tempat penampungan pada malam hari. Sapi-sapi tersebut sebelumnya berkeliaran bebas di hutan, kembali dengan sendirinya, yang terkadang memakan waktu bertahun-tahun.

BERITA TERKAIT

Moyong membiarkan mithun peliharaannya keluar untuk merumput di pagi hari dan mengunci mereka di tempat penampungan pada malam hari.

“Setelah pemasangan pagar, saya tidak perlu khawatir mithun saya akan tersesat ke ladang lain di musim dingin,” katanya.

Pada tahun 2022, dia harus membayar Rs7.000 atau sekitar Rp1.360.000 untuk satu insiden.

Mithun di alam bebas bertindak sebagai insinyur ekosistem yang penting di timur laut India.

“Mereka penting bagi kesehatan ekosistem karena aktivitas mencari makan mereka membantu penyebaran benih berbagai tanaman dan pohon," kata Patil dari ICAR-NRC.

"Mereka adalah pendaur ulang nutrisi yang efisien saat mereka mengonsumsi tumbuh-tumbuhan dan kemudian menghasilkan kotoran yang kaya nutrisi, sehingga memperkaya tanah untuk pertumbuhan tanaman,” ujarnya kemudian.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
BBC
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas