Menjelang Serangan Iran, Banyak Warga Israel Dapat Pesan Misterius: Kalian Dikubur Minggu Depan
Banyak warga Israel dilaporkan menerima pesan peringatan misterius menjelang serangan Iran.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Saat itu Direktorat Siber Nasional mengimbau para pengguna WhatsApp untuk mengubah pengaturan privasi sehingga tidak menerima panggilan dari nomor tak dikenal.
Di samping itu, mereka diminta memblokir nomor pengirim, melaporkan nomor itu, dan menghindari mengklik tautan yang dikirim dari sumber yang tidak jelas.
Sejak perang di Gaza berkobar, Israel mendapatkan lebih banyak serangan siber.
Menurut Kepala Direktorat Siber Nasional Gaby Portnoy, serangan siber oleh Iran terhadap Israel dan sekutunya makin agresif.
Iran akan menghukum Israel
Wakil Panglima Pasukan Garda Revolusioner Islam Iran (IRGC) Ali Fadav mengatakan negaranya akan membalas serangan Israel.
Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah meminta Israel untuk "dihukum tegas" karena membuhnuh Haniyeh.
"Perintah Pemimpin Tertinggi perihal hukuman tegas terhadap Israel dan balas dendam atas darah syuhada Ismail Haniyeh sudah jelas dan tegas, dan mereka akan melakukannya dengan cara terbaik yang memungkinkan," ujar Fadavi hari Jumat, dikutip dari Al Jazeera.
Haniyeh tewas dibunuh setelah menghadiri acara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezehkian.
Baca juga: Pakar Israel: Iron Dome Gagal Menghancurkan Satu Pun Rudal Iran
Iran dan proksi-proksinya menuding Israel sebagai pelakunya. Namun, hingga kini Israel belum mengakui ataupun mmebantahnya.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) yang menjadi sekutu dekat Israel mengaku sudah siap membela Israel jika negara Zionis itu nantinya diserang Iran.
"Ketika kami mendengan retorika seperti itu, kami menanggapinya serius," ujar juru bicara Gedung Putih John Kirby.
Sementara itu, Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) pada hari Kamis mengumumkan kedatangan sejumlah jet tempur F-22 di Timur Tengah.
Menurut CENTCOM, jet tempur generasi kelima itu dikerahkan untuk “memitigasi kemungkinan eskalasi regional oleh Iran atau proksinya”.
AS sendiri mengaku tidak mengetahui rencana pembunuhan Haniyeh ataupun terlibat dalam pembunuhan itu.