Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ukraina Kuasai 1.000 Km Wilayah Kursk, Vladimir Putin Marah Kirim Artileri ke Selatan

Serangan pasukan Ukraina yang menyerbu wilayah Kursk di wilayah Rusia bagian selatan dan benar-benar membuat Presiden Rusia Vladimir Putin marah.

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Ukraina Kuasai 1.000 Km Wilayah Kursk, Vladimir Putin Marah Kirim Artileri ke Selatan
Aljazeera
Inilah wilayah Kursk di selatan Rusia yang berhasil diserbu dan direbut pasukan Ukraina lalu mendudukinya. Panglima Militer Ukraina, Oleksandr Syrskyii, mengatakan, Kyiv menguasai sekitar 1.000 km persegi (386 mil persegi) Kursk, menurut kutipan video dari laporannya yang dibagikan oleh Presiden Volodymyr Zelenskyy di Telegram. Peta warna biru menunjukkan wilayah Kursk yang berhasil dikuasai pasukan Ukraina per 10 Agustus 2024. 

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Tiongkok telah mendesak Rusia dan Ukraina untuk mengikuti “tiga prinsip untuk meredakan situasi”.

Seharusnya “tidak ada perluasan medan perang, tidak ada eskalasi pertempuran, dan tidak ada pihak mana pun yang mengobarkan api”, kata juru bicara kementerian dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa Tiongkok akan “memainkan peran konstruktif dalam mendorong solusi politik terhadap krisis ini” .

Tentara Ukraina berdiri di samping fasilitas Gazprom milik Rusia di kota Sudzha di Oblast Kursk. Foto dari potongan video tersebut Beredar luas di media sosial pada Jumat, 9 Agustus 2024.
Tentara Ukraina berdiri di samping fasilitas Gazprom milik Rusia di kota Sudzha di Oblast Kursk. Foto dari potongan video tersebut Beredar luas di media sosial pada Jumat, 9 Agustus 2024. (Kyiv Independent)

China menampilkan dirinya sebagai pihak netral dalam perang tersebut dan mengatakan pihaknya tidak mengirimkan bantuan mematikan kepada salah satu pihak, tidak seperti yang dilakukan Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.

Namun China juga merupakan sekutu dekat Rusia dalam bidang politik dan ekonomi, dan para anggota NATO mencap Beijing sebagai “pendukung yang menentukan” terjadinya perang, dan hal ini tidak pernah dikutuk oleh negara tersebut.

Sumber: Al Jazeera dan kantor berita

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas