Pangkalan Udara AS di Ladang Gas Koniko Suriah Dirudal, Proksi Iran Mulai Serang Pendukung Israel
Pejabat keamanan AS mengatakan kepada agensi media tersebut kalau “kelompok yang didukung Iran” menembakkan 6 rudal ke pangkalan tersebut.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pangkalan Udara AS di Ladang Gas Koniko Suriah Dibombardir Rudal, Proksi Iran Mulai Beraksi
TRIBUNNEWS.COM - Pangkalan udara Amerika Serikat (AS) di dekat ladang gas Koniko di provinsi Deir ez-Zor, Suriah, dibom dengan rudal.
Laporan itu dilansir Reuters yang mengutip sumber para pejabat AS.
Baca juga: Pangkalan Militer AS Kebobolan, Kenapa Markas Rahasia Tower 22 Tak Bisa Deteksi Drone Milisi Irak?
"Rudal yang ditembakkan ke pangkalan udara Amerika di ladang gas di provinsi Deir ez-Zor, Suriah, tidak mengenai pangkalan itu," kata sebuah sumber dilansir Reuters, Rabu (14/8/2024).
Sumber lain mengatakan kepada agensi tersebut bahwa, menurut data awal, tidak ada korban jiwa akibat serangan tersebut.
Baca juga: Drone Milisi Perlawanan Irak Lagi-Lagi Hajar Kota Eilat Israel, Objek Vital AS Target Sah Serangan
Proksi Iran Mulai Beraksi Balas Dendam
Sebelumnya, seorang pejabat keamanan AS mengatakan kepada agensi media tersebut kalau “kelompok yang didukung Iran” menembakkan 6 rudal ke pangkalan tersebut.
Gelombang rudal tersebut mendarat di dekat fasilitas itu.
Hal ini mengindikasikan, walau serangan langsung Iran ke Israel belum terlaksana, proksi-proksinya mulai melancarkan serangan yang menyasar para pendukung negara pendudukan tersebut, termasuk AS.
Dia menambahkan, pasukan koalisi pimpinan AS merespons serangan itu dengan tembakan artileri.
Radio Sham FM mengonfirmasi kalau ladang tersebut menjadi sasaran serangan empat roket, diikuti oleh penerbangan helikopter dan drone yang intens di atas wilayah tersebut.
Seorang pejabat Amerika mengatakan kepada Reuters kalau sejumlah anggota pasukan Amerika dan koalisi terluka dalam serangan pesawat tak berawak di pangkalan koalisi “Kharab al-Jir” di pedesaan Hasakah, Suriah timur.
Baca juga: Media Israel: Angkatan Laut Garda Revolusi Iran Punya Rudal-Rudal Baru Berdaya Ledak Tinggi
IRCC Ancam Serang Kepentingan AS Jika Pakai Wilayah Udara Irak untuk Menyerang Iran
Pada Senin (12/8/2024), Komite Koordinasi Perlawanan Irak (IRCC) memperingatkan kalau mereka akan membals jika Iran dibom melalui wilayah udara Irak.
IRCC merupakan faksi milisi bersenjata yang mencakup kelompok Syiah yang didukung oleh Iran, terdiri dari Kataib Hizbullah, Asaib Ahl Al-Haq, Kataib Sayyid al-Shuhada, dan Harakat Hizbullah al-Nujaba, yang sebelumnya mengklaim melakukan serangan terhadap sasaran militer AS di Irak.
Komite tersebut menyatakan, “Meskipun terjadi serangan brutal terhadap rakyat dan perlawanan kami, kekuatan arogansi memprioritaskan keamanan entitas Zionis di atas keamanan regional, mengabaikan kedaulatan Irak dan kepentingan negara-negara yang menentang kebijakan kriminal mereka.”
“IRCC tidak memiliki batasan, dan jika pasukan AS menargetkan warga kami di Irak atau menggunakan wilayah udaranya untuk menyerang Iran, respons kami tidak akan terbatas.”
Hal ini menyusul pembunuhan Israel terhadap pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, yang mendorong Iran bersumpah akan membalas, sementara AS telah menjanjikan dukungan untuk Israel jika terjadi serangan.
Sebelumnya, sumber swasta mengatakan kepada Kantor Berita Shafaq kalau “Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia Al-Sudani tentang rencana faksi Irak yang didukung Iran untuk melakukan eskalasi melawan pasukan AS di Irak dan wilayah tersebut.”
Dalam konteks ini, Blinken menekankan komitmen pemerintah AS untuk melindungi kekuatan dan kepentingannya, sementara Al-Sudani bekerja keras untuk mencegah eskalasi oleh faksi-faksi yang menentang kepentingan Amerika.
Namun, sumber tersebut melaporkan bahwa “Al-Sudani meminta jaminan Amerika untuk mencegah serangan baru terhadap Pasukan Mobilisasi Populer dan faksi mereka untuk menjaga ketenangan antara kedua belah pihak.”
Khususnya, Amerika Serikat memiliki sekitar 2.500 tentara di Irak sebagai bagian dari Koalisi Internasional melawan ISIS.
Irak telah meminta agar pasukan dari koalisi militer pimpinan AS mulai menarik diri pada bulan September dan secara resmi mengakhiri misi koalisi tersebut pada bulan September 2025.
(oln/rntv/shfq/*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.