Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Abu Ubaida: Petempur Al Qassam Tembak Mati Sandera Israel Karena 2 Anaknya Dibantai Tentara IDF

Petempur Al Qassam yang bertugas menjaga para sandera Israel mengeksekusi tawanan seusai mendengar kabar kalau dua anaknya meninggal dibom tentara IDF

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Abu Ubaida: Petempur Al Qassam Tembak Mati Sandera Israel Karena 2 Anaknya Dibantai Tentara IDF
KANTOR MEDIA HAMAS / AFP
Pengambilan gambar dari video selebaran yang dirilis oleh Kantor Media Hamas menunjukkan pejuang Hamas menemani sandera Israel yang baru dibebaskan (berbaju merah muda) ke kendaraan Palang Merah, di Jalur Gaza pada 27 November 2023. Militer Israel mengatakan pada 27 November 2023 bahwa 11 sandera yang dibebaskan di Jalur Gaza telah kembali ke wilayah Israel. 

Menurutnya, dengan menghambat perundingan tersebut, Netanyahu masih leluasa untuk melanjutkan agresinya di Jalur Gaza.

"Hamas akan kembali ke meja perundingan jika Israel menunjukkan komitmen yang kuat terhadap proposal gencatan senjata yang diajukan oleh gerakan tersebut pada bulan Juli," tegasnya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersama para tentara Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersama para tentara Israel. (Instagram @b.netanyahu)

Netanyahu adalah Pihak yang Hambat Negosiasi

Sebelumnya, The New York Times mengungkap dokumen yang menyatakan Netanyahu sebagai pihak yang berupaya menghambat perundingan gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza yang ditengahi moderator, Qatar dan Mesir.

"Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, adalah orang yang secara praktis menghalangi tercapainya kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan Hamas di Jalur Gaza, yang bertentangan dengan pernyataan Netanyahu yang menyalahkan Hamas," lapor The New York Times, Selasa (13/8/2024).

Dokumen itu tidak dipublikasikan oleh pemerintah Israel, namun The New York Times melihat dokumen tersebut.

Surat kabar itu mengatakan Netanyahu menambahkan syarat-syarat baru ke dalam perundingan, yang menciptakan hambatan baru dalam perundingan dengan Hamas.

Baca juga: Hamas Kembali Katakan Ingin Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza Dilaksanakan, Bukan Perundingan Baru

"Salah satu dokumen menunjukkan Israel mengadopsi syarat-syarat baru untuk perundingan pada akhir Juni dan diserahkan kepada mediator Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat," katanya.

Berita Rekomendasi

Kantor Netanyahu membantah pemberitaan itu dengan pernyataan, "Draf tanggal 27 Juli tidak memuat ketentuan baru dan tidak bertentangan dengan usulan tanggal 27 Mei."

Netanyahu menuduh Hamas menghalangi perjanjian tersebut dengan mengklaim Hamas menuntut 29 perubahan.

Netanyahu berdalih dengan mengatakan usulan baru tentang inspeksi di koridor Netzarim, selatan Kota Gaza, mengacu pada mekanisme inspeksi yang disepakati untuk memastikan hanya warga sipil yang kembali ke utara, sesuai kesepakatan pada Mei lalu.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.929  jiwa dan 92.240 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (14/8/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Pune News.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(oln/rntv/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas