Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hamas Tuduh Otoritas Palestina dan Fatah Bekerja Sama dengan Israel, Perang Saudara di Tepi Barat?

Hamas menuduh pasukan keamanan Otoritas Palestina (PA) bekerja sama dengan pendudukan Israel dan merusak persatuan dan perlawanan Palestina

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Hamas Tuduh Otoritas Palestina dan Fatah Bekerja Sama dengan Israel, Perang Saudara di Tepi Barat?
tangkap layar BBC
Pasukan Keamanan Otoritas Palestina (PA) melakukan tindakan represif terhadap demonstran Palestina yang menentang pendudukan Israel di Tepi Barat. 

Hamas Tuduh Otoritas Palestina dan Fatah Bekerja Sama dengan Israel: Perang Saudara di Tepi Barat?

TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas mengkritik Otoritas Palestina dan Fatah karena menilai keduanya mendukung tujuan entitas pendudukan Israel.

Hamas menuduh pasukan keamanan Otoritas Palestina (PA) bekerja sama dengan pendudukan Israel dan merusak persatuan dan perlawanan Palestina, tulis RNTV dalam laporannya, Kamis (15/8/2024).

Baca juga: Penyerbuan Besar-besaran Israel di Tepi Barat: Bawa Buldoser Militer, Jenin Sampai Ramallah Membara

Gerakan tersebut mengkritik pasukan keamanan PA di Tepi Barat atas upaya berkelanjutan mereka untuk menangkap pejuang perlawanan, menyita senjata mereka, dan membongkar alat peledak yang disiapkan untuk menyerang pasukan Israel (IDF).

"Hamas menggambarkan tindakan ini sebagai tindakan yang sejalan dengan kepentingan pendudukan Israel," kata laporan tersebut.

Hamas berpendapat, kalau manuver pasukan keamanan PA dan gerakan Fatah tersebut bertentangan dengan peran yang dimaksudkan dari pasukan keamanan ini.

Hamas menekankan, baik pasukan PA dan gerakan Fatah seharusnya difokuskan untuk melindungi rakyat Palestina dan mendukung gerakan perlawanan mereka terhadap pendudukan Israel.

Berita Rekomendasi

"Gerakan tersebut menekankan perlunya segera diakhirinya kebijakan represif PA, yang menurutnya memperburuk penderitaan rakyat Palestina," tambah laporan tersebut.

Militan Palestina dari sayap bersenjata Jihad Islam, Brigade Al-Quds, mengambil bagian dalam latihan militer di selatan Jalur Gaza, Selasa (3/3/2015). Lebih dari 200 pejuang mengambil bagian dalam pelatihan. AFP PHOTO / MAHMUD HAMS
Militan Palestina dari sayap bersenjata Jihad Islam, Brigade Al-Quds, mengambil bagian dalam latihan militer di selatan Jalur Gaza, Selasa (3/3/2015). Lebih dari 200 pejuang mengambil bagian dalam pelatihan. AFP PHOTO / MAHMUD HAMS (AFP/MAHMUD HAMS)

Perang Saudara Palestina Potensial Pecah di Tepi Barat

Indikasi pecahnya perang saudara di antara sesama faksi dan gerakan Palestina tergambar dari insiden yang terjadi Juli silam di Tepi Barat.

Brigade Tulkarm, cabang dari Brigade Al-Quds, sayap militer gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) menyatakan kalau personel dinas keamanan di Otoritas Palestina (PA) menangkap salah satu anggotanya setelah mencegat kendaraannya dan menyita senjatanya, Senin (29/7/2024). 

Milisi perlawanan tersebut kemudian mengultimatum dan memberi waktu ke aparat keamanan Otoritas Palestina hingga pukul sepuluh malam untuk melepaskan anggota gerakan perlawanan mereka, Tariq Balidi.

Baca juga: Buah Simalakama Israel, Perlawanan Tepi Barat Berkobar Saat Petempur Gaza Masih Menyala

Brigade Tulkarm menyatakan, "Setelah jam sepuluh, setiap orang yang menahan Tariq adalah orang-orang yang ingin menyeret kota dan kamp serta menyalakan api perang saudara, yang tidak kami inginkan, karena satu-satunya tujuan (perlawanan) kami adalah pendudukan Israel".

Dalam sebuah pernyataan, Brigade Tulkarm menambahkan bahwa pesan yang mereka sampaikan sangat jelas.

“Kami tidak ingin terjadi bentrokan dengan Anda dan kami tidak akan menembaki markas Anda. Yang kami inginkan hanyalah pembebasan Tariq Belidi dan Benguit, untuk menjaga perdamaian sipil,” bunyi pernyataan Brigade Tulkarm kepada aparat keamanan Otoritas Palestina 

Pernyataan itu menambahkan, "Kamp yang terkena dampak, menderita kehancuran infrastruktur akibat pendudukan dan penghancuran jaringan air dan listrik. Adalah kewajiban nasional dan agama bagi semua kelompok masyarakat kita untuk berdiri bersama mereka dan mendukung ketabahan dan dukungan mereka, tidak menjadikan kamp tersebut sebagai medan perang bagi dinas keamanan pemerintah," kata mereka.

Sumber lokal mengkonfirmasi kalau dinas keamanan Palestina (Otoritas Palestina) menangkap Tariq Al-Balidi yang dianiaya dan menyita senjatanya di Tulkarem.

Sumber tersebut mengindikasikan, ban-ban dibakar di pintu masuk kamp Tulkarem sebagai protes terhadap penangkapan pemuda, Tariq Al-Balidi, oleh dinas keamanan Otoritas Palestina.

Selama beberapa hari terakhir, dinas keamanan Otoritas di Tepi Barat telah meningkatkan upaya untuk membunuh dan menangkap mereka yang menentang dan menganiaya pendudukan, dari Tulkarem hingga Tubas, melalui penindasan terhadap warga Palestina di Betlehem. 

Jumat lalu, masyarakat Palestina di Tepi Barat berhasil mengeluarkan komandan Batalyon Tulkarem, Muhammad Jaber Abu Shujaa, dari Rumah Sakit Pemerintah  Thabet di Tulkarem, tempat dia menerima perawatan.

Saat dia dirawat, aparat keamanan Otoritas Palestina mengepung lokasi tersebut utnuk menangkapnya. Faksi milisi perlawanan kemudian bergerak menuju rumah sakit tersebut untuk membawanya ke luar dari pengepungan.

Abu Shujaa (26 tahun) dibawa ke rumah sakit setelah terluka akibat ledakan alat peledak selama proses pembuatannya.

Sebelum Abu Shujaa dikeluarkan dari rumah sakit, bentrokan bersenjata terjadi antara pejuang perlawanan dan aparat keamanan Otoritas Palestina.

Pihak keamanan PA dilaporkan melemparkan bom gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa yang memprotes pengepungan komandan lapangan yang dikejar oleh pihak keamanan pendudukan Israel.

Pasukan keamanan Otoritas Palestina menangkap seorang pemuda di Tepi Barat. Aksi penangkapan ini memicu bentrokan antara milisi Brigade Tulkarem, sayap militer Brigade Al-Quds dari PIJ dan pasukan keamanan Otoritas Palestina di wilayah Kegubernuran Tulkarem, Tepi Barat, Minggu (31/3/2024).
Pasukan keamanan Otoritas Palestina menangkap seorang pemuda di Tepi Barat. Aksi penangkapan ini memicu bentrokan antara milisi Brigade Tulkarem, sayap militer Brigade Al-Quds dari PIJ dan pasukan keamanan Otoritas Palestina di wilayah Kegubernuran Tulkarem, Tepi Barat, Minggu (31/3/2024). (khaberni/HO)

Pengulangan Insiden Tubas

Pada Jumat larut malam, sumber lokal mengatakan bentrokan terjadi dengan pejuang perlawanan setelah dinas keamanan Palestina berusaha menangkap seorang anggota Brigade Tubas.

Batalyon Tubas yang juga sayap militer Brigade Al-Quds membenarkan kalau pasukan pemerintah (PA) mengepung salah satu petempurnya dan menembaknya dalam upaya untuk membunuhnya.

Batalyon Tubas saat itu menekankan, apa yang terjadi di kota Tulkarem mengulangi kejadian yang sama di kota Tubas, "Di mana lembaga yang ditugaskan oleh Shin Bet menangkap dan membunuh mujahidin tanpa belas kasihan atau belas kasihan dan tanpa motif agama atau kemanusiaan." 

Warga menutup sejumlah jalan di Tubas pasca-aksi protes dan bentrokan antara pemuda dan aparat keamanan Palestina dengan latar belakang upaya penangkapan anggota Brigade Tubas.

Aparat keamanan PA di Tubas kemudian membebaskan Hamed Maslamani, saudara laki-laki Imran Maslamani yang dianiaya, setelah penangkapannya, sebagai bagian dari intensifikasi protes kemarahan.

Di Betlehem, di mana konfrontasi terjadi antara warga Palestina dan anggota pasukan keamanan Otoritas Palestina.

Konfrontasi menjalar ke Betlehem setelah demonstrasi spontan yang menolak penangkapan politik dan penuntutan terhadap pejuang perlawanan.

Selama demonstrasi, petugas keamanan PA menangkap anak Ahmed Sahrana dari kamp Dheisheh setelah memukulinya secara brutal.

(oln/rntv/khbrn/*) 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas