Israel Hadapi Kenaikan Harga Sayur dan Buah yang Melonjak di Tengah Boikot Turki atas Perang Gaza
Israel menghadapi melonjaknya harga sayur-sayuran dan buah-buahan di pasar lokal karena impor telah menurun di tengah boikot Turki terhadap Tel Aviv.
Penulis: Muhammad Barir
Israel Hadapi Kenaikan Harga Sayur dan Buah yang Melonjak di Tengah Boikot Turki atas Perang Gaza
TRIBUNNEWS.COM- Israel menghadapi melonjaknya harga sayur-sayuran dan buah-buahan di pasar lokal karena impor telah menurun di tengah boikot Turki terhadap Tel Aviv atas serangan mematikannya di Jalur Gaza, menurut media lokal pada hari Rabu, Anadolu Agency melaporkan.
“Setelah penghentian impor dari Turki akibat boikotnya terhadap Israel, terjadi kenaikan harga sayur-sayuran dan buah-buahan,” kata lembaga penyiaran publik KAN .
Kementerian Perdagangan Turki mengumumkan pada tanggal 2 Mei penangguhan semua hubungan dagang dengan Israel “sampai bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke Jalur Gaza tanpa batasan.”
Kementerian Kesehatan Israel juga menangguhkan impor sayuran dari Yordania karena apa yang disebutnya ditemukannya bakteri kolera di delta Sungai Yarmouk di Yordania, yang sebagian digunakan untuk irigasi tanaman pertanian.
Dalam beberapa tahun terakhir, produk pertanian yang berasal dari Turki dan Yordania mampu memenuhi permintaan lokal di Israel dan mengisi kesenjangan antara produksi dan konsumsi.
Yordania membantah awal minggu ini bahwa terdapat infeksi kolera pada produk pertaniannya.
“Salah satu penyebab kelangkaan sayur-sayuran dan buah-buahan adalah minimnya ketersediaan hasil panen lokal di pasaran, yang menjadi alasan signifikan terkait tingginya biaya bercocok tanam,” kata KAN .
Dewan Tanaman dan Asosiasi Pertanian Israel telah meminta dukungan keuangan dari pemerintah untuk mengurangi biaya pertanian dan dengan demikian meringankan beban konsumen.
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang berkelanjutan di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas.
Hampir 40.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 92.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari sepuluh bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang putusan terakhirnya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diinvasi pada 6 Mei.
SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR