Israel Telah Membunuh Lebih dari 40.000 Warga Palestina di Gaza, 16.456 Diantaranya Anak-anak
Invasi militer Israel di Gaza, Palestina, telah menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Invasi militer Israel di Gaza, Palestina, telah menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina.
Sedikitnya 16.456 anak-anak dan lebih dari 11.000 wanita tewas dalam perang dengan Hamas itu.
Kementerian Kesehatan Gaza pada Kamis (15/8/2024) mengumumkan tonggak sejarah yang suram tersebut.
Suatu jumlah korban tewas yang mungkin kurang dari fakta sebenarnya di lapangan karena sebagian besar dari 10.000 warga Palestina yang hilang diyakini terkubur di bawah tumpukan reruntuhan bangunan.
"Dapatkah Anda bayangkan apa arti angka 40.000? Itu adalah angka bencana yang tidak dapat dibayangkan oleh dunia," kata Aseel Matar, seorang wanita Palestina di Gaza, kepada Al Jazeera.
“Meskipun demikian, dunia melihat, menyadari, mendengar, dan mengawasi kita setiap hari, setiap menit, tetapi tetap diam, dan kita tidak berdaya. Kita kelelahan, kita tidak punya energi lagi.”
Perundingan Dimulai
Tak lama setelah pengumuman jumlah korban itu, putaran baru perundingan gencatan senjata yang bertujuan menghentikan perang dimulai di ibu kota Qatar, Doha, pada Kamis sore.
Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat menjadi penengah dalam perundingan berisiko tinggi tersebut, yang dihadiri oleh pejabat tinggi Israel.
edung Putih mengatakan perundingan diperkirakan akan berlangsung hingga Jumat hari ini.
Pembicaraan juga akan difokuskan pada upaya pembebasan sejumlah sandera, dengan kesepakatan potensial dilihat sebagai harapan terbaik untuk mencegah konflik regional yang lebih besar.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pemboman Israel telah merusak atau menghancurkan dua pertiga bangunan di seluruh Jalur Gaza.
“Hari ini menandai tonggak sejarah yang suram bagi dunia,” kata Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk.
“Situasi yang tak terbayangkan ini sebagian besar disebabkan oleh kegagalan berulang kali oleh [militer Israel] untuk mematuhi aturan perang.”
Seorang pejabat Palestina mengatakan Hamas tidak akan ambil bagian dalam perundingan hari Kamis tetapi para pejabat seniornya, yang tinggal di Qatar, siap untuk membahas setiap usulan dari para mediator, seperti yang telah mereka lakukan pada putaran-putaran sebelumnya.