Rusia-Ukraina Ternyata Sempat Akan Bicarakan Perdamaian, Sayangnya Peristiwa Ini Bikin Rencana Buyar
Angin perdamaian berhembus dari Doha, Qatar. Rusia dan Ukraina dikabarkan akan melakukan perundingan bersejarah dan mengakhiri peperangan
Editor: Hendra Gunawan
Sumber tersebut mencatat bahwa meskipun Ukraina tetap ingin mengirim delegasinya ke Qatar, Qatar menolak karena tidak melihat manfaat dalam pertemuan sepihak.
Diplomat tersebut, yang mengetahui negosiasi tersebut, mengatakan bahwa Qatar telah membahas kesepakatan dengan Kyiv dan Moskow mengenai moratorium penghancuran energi selama dua bulan terakhir.
Ia menambahkan bahwa kedua belah pihak telah sepakat untuk mengadakan pertemuan puncak di Doha, dan hanya rincian kecil yang masih harus disepakati.
"Setelah Kursk, Rusia menolak," kata orang lain yang mengetahui pembicaraan tersebut.
Seorang sumber Rusia yang memiliki hubungan dekat dengan komunitas diplomatik menjelaskan bahwa
"Putin tidak akan berminat untuk membuat kesepakatan setelah serangan Kursk".
"Anda tahu bahwa kepemimpinan Rusia kami biasanya tidak membuat kompromi apa pun di bawah tekanan," kata orang tersebut.
Menanggapi permintaan dari The Washington Post, Kantor Presiden Ukraina mengatakan bahwa pertemuan puncak Doha telah ditunda "karena situasi di Timur Tengah" tetapi akan berlangsung melalui konferensi video pada tanggal 22 Agustus. Setelah itu, Kyiv akan berkonsultasi dengan mitranya untuk melaksanakan perjanjian tersebut.
Kremlin tidak menanggapi pertanyaan dari The Washington Post.
Gedung Putih menolak berkomentar mengenai topik ini. Pemerintahan Biden telah lama mengatakan bahwa Ukraina harus menentukan waktu dan ketentuan gencatan senjata potensial dengan Rusia saja.
Seorang diplomat mengatakan pada sebuah pengarahan tentang pembicaraan tersebut bahwa baik Kyiv maupun Moskow telah menunjukkan kesediaan mereka untuk menerima kesepakatan sebelum pertemuan puncak.
Namun, dua orang yang mengetahui pembicaraan tersebut mencatat bahwa pejabat senior di Kyiv memiliki harapan yang beragam tentang apakah pembicaraan tersebut dapat berhasil, dengan beberapa memperkirakan peluang keberhasilan sebesar 20% dan yang lainnya memperkirakan prospek yang lebih buruk, bahkan jika serangan Kursk tidak terjadi.
"Kita memiliki satu kesempatan untuk melewati musim dingin ini, dan itu jika Rusia tidak akan melancarkan serangan baru terhadap jaringan listrik," kata seorang pejabat Ukraina.
Pejabat Ukraina dan Barat menekankan bahwa langkah maju Kyiv untuk bertemu dengan Rusia, yang menempati sekitar 20% wilayah Ukraina, sebagian dimaksudkan untuk memberi Ukraina lebih banyak pengaruh dalam negosiasi di masa mendatang.