Kawalahan Hadapi Perang di Gaza hingga Tentara Mulai Berkurang, IDF akan Panggil Pasukan Cadangan
Tentara Israel pada hari Senin (19/8/2024) mengumumkan rencana baru yaitu akan memanggil tentara cadangan.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Tentara Israel pada hari Senin (19/8/2024) mengumumkan rencana baru yaitu akan memanggil tentara cadangan.
Keputusan ini diambil oleh tentara Israel lantaran selama beberapa tahun terakhir mengalami kekurangan pasukan karena kewalahan menghadapi perang di Gaza.
Militer Israel mengatakan keputusan ini juga merupakan perintah dari Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
"Berdasarkan penilaian situasi dan skala aktivitas pasukan reguler dan cadangan dan sebagai bagian dari rencana militer untuk meningkatkan jumlah prajurit yang bertugas," kata pernyataan tersebut, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Menurut laporan surat kabar Yedioth Ahronoth, target Israel adalah merekrut kembali 15.000 warga Israel yang dibebaskan tugas militer.
Ini selaras dengan undang-undang terbaru Israel yang disahkan pada bulan Juni 2024.
Dalam undang-undang tersebut, pemerintah Israel memperpanjang sementara usia pensiun bagi tentara cadangan.
Para prajurit cadangan yang akan dipanggil kembali bertugas adalah mereka yang dibebastugaskan dari tugas karena pengurangan personel dan berusia lebih muda dari usia pengecualian, yakni 40 tahun bagi sebagian besar prajurit, 45 tahun bagi perwira, dan 49 tahun bagi spesialis, dikutip dari The Times of Israel.
Sebelumnya, IDF juga mengatakan akan merekrut kaum Yahudi Haredi.
"Militer Israel akan mulai merekrut orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks mulai Agustus mendatang," katanya, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Rencananya, separuh dari rekrutan ini akan berusia antara 18 dan 21 tahun.
Baca juga: 11 IDF Tewas & Luka-luka di Gaza Saat Hamas Tolak Syarat Baru Israel di Perundingan Gencatan Senjata
Kemudian 40 persen dari perekrutan kaum Yahudi Haredi ini diperkiraan berusia antara 21 dan 24 tahun.
Sisanya, 10 persen berusia antara 24 dan 26 tahun, dikutip dari Al Mayadeen.
Namun sayangnya ribuan Yahudi Ultra-Ortodoks menolak untuk mengikuti wajib militer Israel.
Menurut Lembaga penyiaran publik Israel KAN, seharusnya terdapat 1.000 orang Yahudi Ultra-Ortodoks dijadwalkan mendaftar wajib militer pada hari Senin dan Selasa minggu ini.
Namun pada hari Senin, yang hadir untuk mendaftar wajib militer hanya 30 orang Yahudi Haredi.
Kemudian pada hari selanjutnya, hanya sekitar 18 orang Yahudi Haredi yang mengajukan pendaftaran.
Sehinggal total selama 2 hari hanya terdapa 48 orang Yahudi Haredi yang mendaftar wajib militer Israel.
Ini menunjukkan bahwa tentara Israel telah gagal merekrut ratusan pemuda Yahudi Haredi ultra-Ortodoks untuk dinas militer.
Konflik Palestina vs Israel
Israel telah mengabaikan resolusi DK PBB yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel tidak berhenti melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza.
Hingga saat ini, warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel telah mencapai 40.130 orang.
Sementara korban luka akibat serangan israel telah mencapai 92.740 warga Israel.
Lebih dari 10 bulan sejak serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza masih hancur.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel