Sandera Israel Tak Jadi Prioritas, Netanyahu Pilih Pertahankan Kendali atas Koridor Philadelphia
Benjamin Netanyahu lebih memilih mempertahankan kendali atas koridor Philadelphia, ketimbang memulangkan sandera Israel.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Tiara Shelavie
Serangan itu lantas mengakibatkan kebakaran dan pelepasan gas karbon dioksida yang mematikan di dalam terowongan.
Beberapa pejuang Hamas ditemukan tewas bersama para sandera Israel.
Mereka bersenjatakan senapan Kalashnikov dan tidak menunjukkan tanda-tanda cedera, lanjut Yedioth Ahronoth.
Daniel Hagari Bakal Mundur setelah Gencatan Senjata Tercapai
Sebelumnya, Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Herzi Halevi, mengatakan akan segera mengundurkan diri dari jabatannya setelah gencatan senjata sementara di Gaza tercapai.
Hal ini disampaikan Halevi dalam diskusi tertutup, media Israel melaporkan pada Senin (19/8/2024), mengutip sebuah sumber.
Sumber itu menambahkan pejabat militer lainnya juga diperkirakan mengundurkan diri bersama Halevi.
Baca juga: Lapid Sentil Netanyahu, Minta Setop Sabotase Negosiasi Gencatan Senjata Sebelum Semua Sandera Mati
Halevi telah mengindikasikan, tujuan perang di Gaza yang belum tercapai "adalah pengembalian para tawanan dan pemusnahan Yahya Sinwar", menurut media Israel.
Pada Minggu (18/8/2024), media Israel melaporkan, selama pertemuan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Halevi menyatakan "ada syarat untuk kesepakatan tersebut (gencatan senjata) dan adalah hal yang bijaksana untuk melakukan negosiasi demi mencapai hasil terbaik."
Mengenai Koridor Philadelphi, jenderal tertinggi IDF itu mengatakan ia "tidak menyarankan agar kita (Israel) menjadikannya hambatan dalam mencegah memulangkan 30 tahanan Israel pada tahap pertama."
Halevi sebelumnya mengakui bertanggung jawab atas kegagalan IDF dalam mencegah Operasi Banjir Al-Aqsa oleh Hamas pada 7 Oktober 2023.
"Sebagai komandan IDF, saya bertanggung jawab atas fakta kegagalan kami dalam melindungi warga Israel pada 7 Oktober," ujarnya pada Mei 2024 lalu.
Saat itu, ia menambahkan, "Saya adalah komandan yang mengirim putra-putri Anda ke medan perang dan ke tempat-tempat di mana mereka diculik."
Halevi juga mengakui tanggung jawab untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit.
Ia juga mengakui Israel membayar harga yang mahal dalam perang di Gaza.