Kelompok HAM: Israel Secara Sistematis Gunakan Anak-anak Gaza sebagai Tameng
Pasukan Israel memaksa anak-anak untuk melepaskan baju mereka dan menyuruh mereka berjalan di depan tank-tank Israel
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah temuan dari kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) menyebutkan pasukan Israel secara sistematis menggunakan anak-anak sebagai tameng manusia di Gaza.
Sebagai bagian dari genosida di Gaza, militer Israel secara sistematis menahan dan menyiksa anak-anak, menurut Defense for Children International-Palestine (DCIP), dikutip dari truthout.org.
DCIP merinci sebuah insiden pada 27 Desember lalu, di mana pasukan Israel menyerbu sebuah lingkungan di Kota Gaza.
Mereka menghancurkan rumah-rumah dan menahan puluhan penduduk, termasuk sedikitnya delapan anak-anak.
Tentara Israel memaksa tiga anak, yang berusia 11, 12, dan 13 tahun, untuk melepaskan pakaian mereka.
Dengan tangan terikat, anak-anak itu diminta berdiri di depan tank dan buldoser Israel untuk melindungi tentara dari serangan.
"Mereka menghina kami, menampar wajah saya, dan menendang perut dan pinggang saya. Saya hampir mati karena pemukulan itu," kata anak berusia 12 tahun yang diidentifikasi sebagai Karim S, kepada DCIP.
"Kemudian mereka menyuruh kami berjalan di depan buldoser dan tank di jalan-jalan sehingga perlawanan tidak akan menargetkan mereka."
Dalam kasus lain, Hasan S. yang berusia 14 tahun, mengatakan pasukan Israel memaksa dia dan keluarganya untuk berjalan di depan tank-tank mereka.
Kemudian, ketika mereka mencapai lingkungan Shujai’ya, pasukan Israel mengikat, menutup mata, dan menelanjangi para pria dan anak laki-laki dalam kelompok itu.
Seperti orang dewasa yang berada dalam tahanan Israel, anak-anak menceritakan kepada DCIP tentang bagaimana pasukan Israel memukuli mereka hingga berdarah-darah.
Baca juga: Mobilnya Diserang Israel, Jenderal Palestina Khalil Al-Maqdah Tewas di Lebanon
Pasukan Israel mengancam akan membunuh mereka, mempermalukan mereka, tidak memberi mereka makan, menelanjangi mereka, dan melepaskan anjing-anjing ke arah mereka.
Seorang remaja berusia 16 tahun, Abdulmunim D., dan saudara laki-lakinya yang berusia 15 tahun, dibawa paksa di tengah penyerbuan Israel itu.
Di dalam tahanan Israel, keduanya dipukuli, ditutup matanya, diikat, tidak diberi makan dan minum, serta ditinggalkan di atas kerikil dalam cuaca dingin.