Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
Deutsche Welle

Rusia Rekrut WNA Jadi Tentara, Kehabisan Orang?

Rusia merekrut warga negara-negara selatan untuk berperang melawan Ukraina. Gaji yang besar jadi iming-iming untuk menarik mereka.…

zoom-in Rusia Rekrut WNA Jadi Tentara, Kehabisan Orang?
Deutsche Welle
Rusia Rekrut WNA Jadi Tentara, Kehabisan Orang? 

Ia menambahkan bahwa di unitnya ada juga warga negara Nepal, India, Kyrgyzstan, dan Tajikistan. Dia hanya sekali berada di garis depan, yakni selama lima hari. Di sana dia terluka dan ditangkap.

Pada Juni 2024, kantor berita Bloomberg melaporkan dengan mengutip pejabat Eropa, Rusia memaksa ribuan pekerja migran dan pelajar asing untuk bergabung dengan tentara Rusia dalam perang melawan Ukraina. Jika menolak, orang asing tersebut diancam tidak akan diperpanjang lagi visanya.

Uang banyak, iming-iming jadi tentara Rusia

"Kami sangat, sangat miskin,” kata seorang pria Nepal berusia 35 tahun yang berada di kamp tawanan perang di Ukraina bagian barat. Dia menceritakan kisahnya kepada DW pada bulan Juli dan tidak ingin disebutkan namanya. Seorang penjaga juga menunggui percakapan ini, namun dia tetap diam dan sepertinya tidak mengerti bahasa Inggris.

Di Nepal, pria tersebut bekerja sebagai sopir taksi dengan upah sekitar US$400 atau sekitar Rp6,2 juta per bulan. Jumlah ini tidak cukup untuk menghidupi istri, dua anak dan orang tuanya. Dia mendengar dari teman-temannya di India bahwa seseorang bisa mendapatkan "banyak uang" di ketentaraan Rusia.

Jadi, datanglah ia ke Moskow pada Oktober 2023. Di sana, dia dikumpulkan dan dibawa bersama 60 orang asing lainnya ke pusat pelatihan "Avantgarde" di pinggiran ibu kota Rusia.

Menurut CNN, stasiun itu dimaksudkan khusus untuk melatih tentara bayaran asing. Di sana orang Nepal menandatangani kontrak tahunan dengan tentara Rusia dengan gaji $2.000 per bulan.

Rusia rekrut warga negara miskin jadi tentara bayaran

Saat ini, ada sekitar sepuluh tentara bayaran yang ditahan di Ukraina, kata Petro Yatsenko, juru bicara staf koordinasi tawanan perang di dinas intelijen militer Ukraina (HUR).

BERITA TERKAIT

"Sudah ada beberapa lagi yang ditangkap, namun belum dimasukkan dalam statistik," kata Jatsenko kepada DW. Menurutnya, para tahanan ini termasuk warga negara Afrika, termasuk Sierra Leone dan Somalia, serta Sri Lanka, Nepal, dan Kuba.

"Kebanyakan mereka berasal dari negara-negara selatan, dari negara-negara miskin," kata Jatsenko. Ia mendengar cerita dari warga Kuba bahwa penghasilan di negaranya hanya sebesar 7 dolar per bulan.

HUR tidak mengetahui berapa banyak orang asing yang berperang di pihak Rusia. Namun, Rusia menarik orang asing dengan beriklan di jejaring sosial dan langsung ke luar negeri melalui agitator, kata Yatsenko.

"Pekerjaan di perusahaan sering kali dijanjikan, dan jika menyangkut tentara, mereka mengatakan Anda hanya akan ditempatkan di daerah pedalaman," ujarnya.

Ketika tentara bayaran asing jadi tawanan perang

"Selama tidak ada proses gugatan, mereka akan ditahan seperti tentara Rusia yang ditangkap," kata Yatsenko tentang status orang asing tersebut. Belum ada satu pun dari mereka yang dibebaskan melalui pertukaran atau prosedur lainnya.

"Beberapa negara, terutama Sri Lanka dan Nepal, berniat memulangkan warganya. Ini memungkinkan kami bernegosiasi," kata juru bicara HUR.

Awal tahun ini, CNN melaporkan, dengan mengutip sumbernya sendiri, bahwa Rusia merekrut sekitar 15.000 warga Nepal. Di ibu kota Kathmandu, para jurnalis menghadiri pertemuan keluarga tentara bayaran Nepal yang menuntut pihak berwenang mengembalikan kerabat mereka. Pemerintah Nepal menyebutkan 200 warga negaranya yang menjadi tentara Rusia, 13 di antaranya dikatakan tewas.

Halaman
123
Sumber: Deutsche Welle
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas