Houthi Tawari Ratusan Ribu Pejuang Terlatih untuk Hizbullah setelah Israel Niat Serang Lebanon
Houthi menawari bantuan ratusan ribu pejuang terlatih untuk Hizbullah setelah Israel mengancam akan memperluas perang ke Lebanon, selain di Gaza.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Wakil kepala badan media gerakan Ansar Allah Houthi di Yaman, Nasr al-Din Amer, menegaskan kelompoknya mampu mengirim ratusan ribu pejuang ke Lebanon untuk membantu Hizbullah.
Pernyataan itu, menyusul berita yang dirilis kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang mengatakan kabinet perang Israel menyetujui perluasan perang tidak hanya di Jalur Gaza, tetapi juga di Lebanon untuk melawan Hizbullah.
Nasr al-Din Amer yakin, Hizbullah memiliki kemampuan yang cukup untuk menghadapi Israel, namun Houthi memberikan tawaran pasukan jika Hizbullah membutuhkannya.
“Kami yakin dengan kemampuan Hizbullah untuk menyerang pendudukan Israel dengan pukulan yang fatal, dan kami akan berada di sisi mereka dalam konfrontasi apa pun," kata Nasr al-Din Amer, Selasa (17/9/2024).
“Kami siap mengirimkan ratusan ribu pejuang terlatih jika diperlukan, dan kami akan mendukung mereka seperti kami mendukung perlawanan di Palestina karena posisi kami didasarkan pada prinsip-prinsip iman," lanjutnya.
Nasr al-Din Amer juga membanggakan peluncuran rudal balistik baru milik Houthi dari Yaman menuju Tel Aviv pada Minggu (15/9/2024).
“Misil yang menyerang Tel Aviv pada hari Minggu bukanlah bagian dari respons terhadap pemboman pelabuhan Hodeidah. Operasi akan terus berlanjut sampai agresi terhadap Gaza berhenti," kata Nasr al-Din Amer.
“Kami bertujuan untuk memperluas kemampuan kami untuk menyerang sasaran apa pun di seluruh wilayah pendudukan Palestina, dan kami berupaya mencapainya dengan kecepatan tinggi," lanjutnya, seperti diberitakan Lebanon24.
Sejak 19 November 2023, Houthi menargetkan kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya di Jalur Gaza.
Sementara Hizbullah bergabung dalam perlawanan sejak 8 Oktober 2023 dengan menyerang sasaran militer Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.
Houthi dan Hizbullah bersumpah tidak akan menghentikan serangannya sampai Israel menghentikan agresinya di Jalur Gaza, mencabut pengepungan di Jalur Gaza, hingga menjamin masuknya bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina.
Baca juga: Houthi Rilis Video Peluncuran Rudal ke Israel, Ada Tulisan Hypersonic
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.226 jiwa dan 95.413 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (16/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Palestinian News Networks.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengeklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel