Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ben-Gvir Lagi-lagi Buat Pernyataan Kontroversial, Ingin Bangun Sinagoga di Kompleks Masjid Al-Aqsa

Ben Gvir mengatakan orang Yahudi dapat berdoa di Masjid Al Aqsa; Netanyahu bersikeras status quo tidak berubah

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Ben-Gvir Lagi-lagi Buat Pernyataan Kontroversial, Ingin Bangun Sinagoga di Kompleks Masjid Al-Aqsa
Chaim Goldberg/Flash90
Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir di Tembok Barat di Kota Tua Yerusalem, setelah kunjungannya ke kompleks Masjid Al Aqsa pada 13 Agustus 2024. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengatakan pada Senin (26/8/2024), ia akan membangun sinagoga di kompleks masjid Al-Aqsa, ynetnews.com melaporkan.

Kepada Army Radio, Ben-Gvir mengatakan hukum Israel tidak mendiskriminasi hak beragama bagi orang Yahudi dan Muslim di tempat suci tersebut.

"Kebijakan di Temple Mount (sebutan bagi orang Israel terhadap Al-Aqsa) mengizinkan doa, titik," kata Ben-Gvir.

Ketika ditanya apakah ia akan membangun sinagoga di tempat suci tersebut, Ben-Gvir menjawab "ya."

"Perdana Menteri (Benjamin Netanyahu) tahu bahwa ketika saya bergabung dengan pemerintahan, saya telah menyampaikan dengan cara yang paling sederhana bahwa tidak akan ada diskriminasi di Temple Mount, sebagaimana umat Muslim dapat berdoa di Tembok Barat," ujar Ben Gvir, dilansir Times of Israel.

Meski hukum Israel secara teknis mengizinkan orang Yahudi untuk berdoa di mana saja, pengadilan telah lama menegakkan kebijaksanaan polisi untuk menegakkan larangan doa orang Yahudi sebagai bagian dari perjanjian status quo yang mengatur situs suci tersebut.

Menanggai pernyataan Ben-Gvir, Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan, tidak ada perubahan pada status quo di Temple Mount.

Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir:
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir: (khaberni)

Dikecam Menteri Dalam Negeri Israel

Berita Rekomendasi

Setelah pernyataan Ben-Gvir, Menteri Dalam Negeri Israel, Moshe Arbel, meminta Netanyahu untuk menyingkirkan tokoh sayap kanan yang keras kepala itu dari jabatannya.

Ia memperingatkan kurangnya pemikiran Ben-Gvir dapat dibayar menggunakan darah.

Komentar Ben-Gvir yang tidak bertanggung jawab meragukan aliansi strategis Israel dengan negara-negara Muslim sebagai bagian dari aliansi melawan poros Iran, katanya.

Arbel berasal dari partai Shas, salah satu dari dua faksi koalisi ultra-Ortodoks yang tidak menyukai upaya Ben Gvir untuk meningkatkan kehadiran Yahudi di lokasi tersebut.

Baca juga: Partai Oposisi Israel Kecam Netanyahu dan Ben Gvir Terkait Wacana Sinagoga di Al-Aqsa

Banyak penganut ultra-Ortodoks mengikuti larangan lama para rabi untuk mengunjungi kompleks tersebut.

Kompleks Al Aqsa dihormati oleh orang-orang Yahudi religius sebagai tanah suci.

Pernyataan Kontroversial Ben-Gvir sebelumnya

Dikutip dari BBC.com, Ben-Gvir adalah seorang pemukim di Tepi Barat.

Latar belakang politiknya terletak pada Kahanisme, sebuah gerakan rasis yang mendukung pengusiran warga Palestina dari tanah mereka.

Sebelumnya, Ben-Gvir mengeluarkan pernyataan kontroversial dengan menyerukan eksekusi tahanan Palestina.

Ia juga blak-blakan mengakui sengaja memperparah kondisi penjara yang menahan tahanan Palestina.

- Eksekusi Tahanan Palestina dengan Cara Menembaknya di Kepala

Dilansir middleeastmonitor.com, Ben-Gvir mengatakan dalam sebuah video yang dirilis 30 Juni lalu:

"Tahanan harus ditembak di kepala daripada diberi lebih banyak makanan."

Ben-Gvir membahas masalah kondisi penjara dengan menyatakan, "Sangat disayangkan bahwa dalam beberapa hari terakhir saya harus memikirkan apakah tahanan Palestina harus menerima sekeranjang buah."

Dia menekankan dukungannya terhadap rancangan undang-undang yang diusulkan oleh Partai Otzma Yehudit yang berhaluan sayap kanan, yang menyerukan eksekusi tahanan Palestina.

"Mereka harus dibunuh dengan tembakan di kepala, dan rancangan undang-undang untuk mengeksekusi tahanan Palestina harus disahkan dalam waktu dekat di Knesset."

"Sampai saat itu tiba, kami hanya akan memberi mereka sedikit makanan untuk bertahan hidup. Saya tidak peduli dengan hal ini," tambah Ben-Gvir.

Hal ini terjadi ketika Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan dan Klub Tahanan Palestina mengungkapkan pasukan pendudukan Israel telah menangkap lebih dari 9.450 warga Palestina di Tepi Barat, termasuk Yerusalem, sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023.

Baca juga: Yoav Gallant Sebut Ben Gvir Ancaman Keamanan Nasional, Perang Kata Kian Vulgar Antarpejabat Israel

- Memperparah Kondisi Penjara adalah Tujuan Utamanya

Memburuknya kondisi kehidupan para tahanan Palestina di penjara-penjara Israel adalah salah satu tujuan tertinggi Itamar Ben-Gvir, ujarnya pada Selasa (2/7/2024) .

Dikutip dari Middle East Eye, dalam postingannya di platform media sosial X, Ben-Gvir sesumbar tentang "reformasi" dalam menangani tahanan Palestina yang telah ia terapkan sejak 7 Oktober.

Reformasi tersebut di antaranya menghentikan simpanan keuangan, menutup akses ke kantin, meniadakan perangkat elektronik dari sel, meniadakan waktu di luar ruangan setiap hari, mengurangi waktu mandi secara "dramatis" dan mengalihkan menu makanan "memanjakan" ke menu minimal, dan langkah-langkah lain, menurutnya.

Tahanan Palestina yang baru-baru ini dibebaskan dari penjara-penjara Israel menceritakan kondisi yang sangat keras dan pelecehan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam beberapa bulan terakhir, terutama selama interogasi.

Sekitar 60 tahanan Palestina telah tewas dalam kondisi penjara yang buruk dalam sembilan bulan terakhir.

"Penjara Negara Israel bukan lagi sebuah lelucon yang menyedihkan," kata Ben Gvir.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas