Ekonomi Israel Sedang Terpuruk, Ekonom Sebut Akhiri Perang di Gaza akan Membantu
Hampir 11 bulan dalam perang dengan Hamas di Gaza, ekonomi Israel sedang terpuruk.
Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
Kepala Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengimbau “de-eskalasi segera” setelah Israel dan Hizbullah saling tembak di perbatasan selatan Lebanon.
Hamas menolak persyaratan baru Israel dalam perundingan gencatan senjata di Mesir dan bersikeras bahwa Israel harus terikat oleh ketentuan proposal yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Dewan Keamanan PBB.
Pasukan Israel mengebom sebuah rumah di bagian utara Kota Gaza, menewaskan sedikitnya lima warga Palestina, menurut kantor berita Wafa.
Serangan mematikan Israel juga dilaporkan terjadi di wilayah lain di Kota Gaza dan di bagian selatan Khan Younis.
Doctors Without Borders melaporkan sebuah ledakan di dekat Rumah Sakit Martir Al-Aqsa tak lama setelah pasukan Israel mengeluarkan perintah evakuasi massal untuk wilayah dekat fasilitas tersebut. “Situasinya tidak dapat diterima,” katanya.
Baca juga: Partai Oposisi Israel Kecam Netanyahu dan Ben Gvir Terkait Wacana Sinagoga di Al-Aqsa
Di Tepi Barat yang diduduki, tentara Israel menangkap dua pria dan seorang wanita selama serangan di kota Qalqilya.
Sumber keamanan Mesir mengatakan kepada Reuters bahwa Hamas dan Israel menolak proposal kompromi yang diajukan oleh mediator, termasuk mengenai kehadiran Israel di apa yang disebut Koridor Philadelphi dan Netzarim.
Militer Israel mengatakan roket yang ditembakkan Hamas dari Gaza mendarat di daerah terbuka di selatan Tel Aviv dan terjadi ledakan pada bus sipil di Tepi Barat yang diduduki.
Ledakan itu tidak menimbulkan korban luka, katanya.
Setidaknya 40.334 orang tewas dan 93.356 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.
Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober.
(Tribunnews.com/Nuryanti)