Lebanon Tegaskan Bandara Beirut Tak Terdampak Eskalasi Hizbullah-Israel, Tetap Beroperasi Normal
Meski kedua kawasan ini sedang mengalami ketegangan, Lebanon mengatakan bahwa ini tidak berdampak pada Bandara internasional Lebanon.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Nuryanti
"Kami mengidentifikasi pangkalan Galilot sebagai target utama operasi kami. Pangkalan itu menampung Unit 8200, yang bertanggung jawab atas pengumpulan intelijen dan spionase. Pangkalan itu terletak 110 kilometer (68 mil) dari perbatasan Lebanon dan hanya 1.500 meter (0,93 mil) dari Tel Aviv," kata Nasrallah dalam pidato yang disiarkan televisi.
Nasrallah kemudian menjelaskan bahwa serangan ini dibagi menjadi dua tahap.
"Pada tahap pertama, kami meluncurkan 340 roket Katyusha yang menargetkan 12 lokasi dan barak militer di Israel utara dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki. Pada tahap kedua, kami mengarahkan puluhan pesawat nirawak ke sasaran militer di kedalaman wilayah musuh," katanya.
Nasrallah mengatakan bahwa pihaknya berhasil menyerang Israel.
Ia juga mengatakan bahwa Israel telah gagal dan berbohong.
"Data kami menunjukkan sejumlah besar drone berhasil mencapai dua target yang ditentukan dengan presisi, namun musuh tetap bersikap tertutup seperti biasa," jelasnya.
Selain itu, beberapa situs lainnya juga menjadi target Hizbullah.
“Kami fokus menyerang situs-situs yang terhubung dengan intelijen militer dan Angkatan Udara Israel karena keterlibatan mereka dalam pembunuhan pemimpin Shukr,” tambahnya.
Sebagai informasi, Hizbullah dan Israel telah terlibat baku tembak sejak 8 Oktober 2023.
Awal mula terjadinya eskalasi ini karena perang di Gaza.
Di mana Hizbullah membela Palestina atas invasi Israel.
Namun ketegangan meningkat setelah komandan seniornya, Fuad Shukr dibunuh oleh Israel di Beirut.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)