WHO Minta Warga Dunia Tak Panik Soal Cacar Monyet: Mpox Bisa Dikendalikan Penyebarannya
Tedros juga menegaskan bahwa WHO telah bekerja dengan berbagai mitra internasional, regional, nasional, dan lokal untuk meningkatkan kesiapsiagaan
Penulis: Bobby W
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Badan kesehatan dunia (WHO) meminta masyarakat internasional tak bersikap panik menghadapi virus Cacar Monyet atau Monkeypox (mpox) yang tengah ramai dibicarakan di media sosial.
Hal ini terjadi setelah Sekretaris Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus meyakinkan masyarakat bahwa virus mpox yang baru viral ini dapat dihentikan dan dikendalikan.
"Kasus merebaknya mpox yang baru-baru ini viral dapat dikendalikan dan dihentikan," kata tedros pada hari Jumat (23/8/2024) lalu dalam sebuah pengarahan kepada anggota WHO.
"Meski begitu, untuk menghentikan penyebarannya, kita memerlukan tindakan yang terkoordinasi antara banyak pihak dari lembaga internasional dan mitra nasional serta lokal, masyarakat sipil, peneliti dan produsen, serta anda semua, negara anggota kami," tambahnya.
Dalam pertemuan tersebut, Tedros juga menyatakan setidaknya ada lebih dari 100.000 kasus mpox yang terkonfirmasi oleh WHO sejak merebak secara global pada tahun 2022 lalu.
Tedros juga melaporkan bahwa peningkatan paling signifikan akan kasus mpox kebanyakan terjadi di Afrika dan hal ini belum pernah terjadi sebelumnya di benua tersebut.
"Penularan kini terkonsentrasi di Republik Demokratik Kongo, dengan 90 persen dari kasus yang dilaporkan pada tahun 2024. Telah ada lebih dari 16.000 kasus yang diduga – termasuk 575 kematian – hanya tahun ini," katanya.
Tedros juga menceritakan kronologi bagaimana virus ini dinyatakan sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat di Afrika yang kemudian menjadi perhatian internasional.
Ia mengatakan bahwa pada bulan Juli lalu, kasus strain Clade 1b dari virus tersebut dilaporkan tidak hanya dari Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda, yang berbatasan dengan Kongo, tetapi juga dari Thailand dan Swedia, tempat kasus belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Menanggapi hal tersebut, WHO dan mitranya telah mengembangkan Rencana Kesiapsiagaan dan Tanggapan Strategis Global untuk Virus Mpox guna menghentikan penyebarannya melalui upaya global, regional, dan nasional yang terkoordinasi
"Rencana ini terfokus pada pelaksanaan strategi pemantauan dan tanggapan yang komprehensif; memajukan penelitian dan akses yang adil terhadap kontra ukuran medis; meminimalkan penularan zoonosis; dan memberdayakan komunitas untuk berpartisipasi aktif dalam pencegahan dan pengendalian penyebaran." ungkap Tedros
Baca juga: Kemenkes Imbau Masyarakat Waspadai Penularan Mpox atau Cacar Monyet
Tedros juga menegaskan bahwa pihak WHO telah bekerja dengan berbagai mitra internasional, regional, nasional, dan lokal untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap virus dan meningkatkan koordinasi di area respons utama.
Dia juga mencatat bahwa Kantor Regional WHO untuk Afrika akan memimpin koordinasi upaya tanggapan mpox di wilayah Afrika, bekerja sama dengan CDC Afrika yang berbasis di Ethiopia, di mana kebutuhan tenaga kesehatan paling dibutuhkan.
Cara Mencegah Monkeypox
Cacar Monyet, atau Monkeypox, adalah infeksi virus langka yang mirip dengan cacar manusia.
Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1958 ketika terjadi dua wabah mirip cacar pada koloni monyet yang digunakan untuk penelitian, sehingga penyakit ini dinamakan cacar monyet.
Beberapa infeksi ini juga dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
WHO sedang menyelidiki banyaknya kasus yang dilaporkan pada orang-orang yang mengidentifikasi diri sebagai gay atau biseksual.
Gejala cacar monyet umumnya meliputi demam, nyeri otot, ruam, dan menggigil.
Masa inkubasi penyakit ini, yakni waktu dari infeksi hingga munculnya gejala, biasanya berkisar antara 6 hingga 13 hari, tetapi dapat bervariasi antara 5 hingga 21 hari.
Untuk mencegah infeksi cacar monyet, beberapa langkah yang dapat diambil adalah:
1. Menghindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi sumber virus, termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di area wabah.
2. Menghindari kontak dengan barang-barang, seperti tempat tidur, yang pernah bersentuhan dengan hewan sakit.
3. Memisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang berisiko tertular.
4. Menjaga kebersihan tangan setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol.
5. Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien.
(Tribunnews.com/Bobby)