Badai Politik di Israel, Pernyataan Ben-Gvir akan Bangun Sinagoga di Al-Aqsa Tuai Kecaman Keras
Pernyataan Ben-Gvir yang menyebut akan membangun sinagoga di Al-Aqsa, timbulkan badai politik di Israel.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Israel menduduki Yerusalem Timur, yang merupakan lokasi Al-Aqsa, selama Perang Arab-Israel pada 1967.
Tetapi, sebelum pendudukan Israel tahun 1967, status quo diberlakukan, menunjuk Wakaf Islam di Yerusalem, di bawah Menteri Wakaf dan Urusan Islam Yordania, sebagai pengelola Masjid Al-Aqsa.
Di tahun 1980, Israel mencaplok seluruh kota, sebuah tindakan yang tidak pernah diakui masyarakat internasional.
Kemudian, pada 2003, polisi Israel secara sepihak mengizinkan pemukim ilegal memasuki Masjid Al-Aqsa pada hari kerja, kecuali Jumat dan Sabtu, tanpa persetujuan Wakaf Islam.
Ben-Gvir Sempat Dikecam 5 Rabi Yahudi Israel
Sebelumnya, Ben-Gvir juga telah mendapat kecaman keras terkait aksinya memaksa masuk ke kompleks Al-Aqsa di bawah perlindungan polisi Israel untuk memperingati Tisha B'Av, hari puasa tahunan Yahudi yang menandai terjadinya beberapa bencana dalam sejarah Yahudi.
Aksi itu dilakukan bersama ribuan pemukim ilegal lainnya pada 13 Agustus 2024.
Baca juga: Eks Jenderal Israel: Kami Tak Siap Hadapi Rudal Iran dan Proksinya, Seluruh Negara Akan Hancur
Atas hal tersebut, lima rabi terkemuka Israel mengecam aksi provokasi Ben-Gvir itu.
Lima rabi yang mengecam aksi Ben-Gvir itu adalah mantan Kepala Rabbi, Yitzhak Yosef; Rabbi Kota Tua Yerusalem, Avigdor Nebenzahl; Rabbi Shmuel Betzalel; Rabbi David Cohen; dan Rabbi Simcha Rabinowitz.
Kelima rabi itu menekankan, aksi Ben-Gvir tersebut tak mewakili pandangan mayoritas orang Yahudi.
"Saya menyerukan kepada dunia, jangan melihat menteri-menteri pemerintah itu (termasuk Ben-Gvir) mewakili rakyat Israel," kata Yosef, Rabu (14/8/2024).
"Sebagian besar orang Yahudi di Tanah Israel dan di dunia tidak pergi ke Temple Mount (Masjid Al-Aqsa)."
"Kita semua percaya pada satu Tuhan dan menginginkan perdamaian di antara bangsa-bangsa, kita tidak boleh membiarkan kelompok ekstremis memimpin kita," imbuh Yosef.
Diketahui, dua menteri Israel bergabung dengan Ben-Gvir saat menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa bersama ribuan pemukim ilegal.
Menurut situs berita Israel, Ynet, menteri dari Partai Otzma, Yehudit Yitzhak Wasserlauf, dan anggota Knesset dari Partai Likud, Amit Halevi, turut bergabung dalam aksi tersebut bersama Ben-Gvir.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)