Rusia Pukul Mundur Ukraina di Dua Desa di Kursk
Tentara Rusia didukung oleh pasukan khusus Akhmat menguasai dua desa di wilayah Kursk, Rusia, yang sebelumnya dikuasai oleh Ukraina.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Tentara Rusia didukung oleh pasukan khusus Akhmat menguasai dua desa di wilayah Kursk, Rusia, yang sebelumnya dikuasai oleh Ukraina.
Wakil Kepala Departemen Politik Militer Utama Angkatan Bersenjata Rusia dan Kepala Pasukan Khusus Akhmat Mayor Jenderal Apty Alaudinov mengatakan, pada Selasa (27/8/2024) pasukannya telah melakukan pembersihan di dua desa tersebut.
Alaudinov menyebutkan, sebanyak dua kendaraan tempur infanteri, dua kendaraan tempur lapis baja dan tiga kendaraan bermotor pasukan Ukraina terakhir yang ada di desa tersebut telah dihancurkan.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-916: Dihujani 127 Rudal Rusia, Zelensky Minta Sekutu Kirim Senjata Lagi
"Saya ingin dengan senang hati mengatakan bahwa unit Arbat telah membersihkan sepenuhnya Nizhnyaya Parovaya dan Nechaev hari ini - dua permukiman, dengan Resimen 1427 datang setelah mereka. Jadi ternyata daerah ini juga telah dibersihkan, dengan kontrol yang ditetapkan," kata Alaudinov dalam sebuah video yang diunggah di saluran Telegram dikutip dari TASS.
Jenderal Alaudinov menambahkan, pasukan Kiev pada Senin kemarin melakukan penyerangan sepanjang hari. Namun dari sengitnya pertempuran tersebut membuat
"Ukraina menggempur sepanjang hari, tapi justru dari itu mereka mengalami kerugian yang sangat besar justru karena itu," katanya.
Institut Studi Perang (ISW) menyebutkan bahwa Rusia terus berusaha menyerang melalui wilayah di Kursk yang kurang dikuasai oleh personel Kiev.
Dikutip dari Ukrinform, mis tempur tersebut sudah dilaporkan oleh para komandan pasukan ke Presiden Vladimir Putin pada 24 Agustus lalu.
“ISW telah mengamati unsur-unsur Brigade Infanteri Angkatan Laut ke-810, Brigade Infanteri Angkatan Laut ke-155, dan Brigade VDV ke-11 yang bertempur di Oblast Kursk dan telah mengamati bukti bahwa komando militer Rusia baru-baru ini mengerahkan kembali unsur-unsur Resimen VDV ke-56 dari wilayah Robotyne di Oblast Zaporizhia barat ke Oblast Kursk,” kata laporan itu.
Hingga kini, menurut analisis ISW, belum ada pergerakan berarti pasukan Rusia di Kursk, meski demikian kemungkinannya adalah bahwa Rusia kini memfokuskan penyerangannya di wilayah lain seperti di Kharkiv dan Donetsk.
Baca juga: Perang Rusia Lawan Ukraina - Siapa yang Tepat Menjadi Penengah?
“Komando militer Rusia menolak tekanan operasional untuk mengerahkan kembali pasukan dari upaya ofensif prioritas tinggi untuk merebut Pokrovsk di Oblast Donetsk dan kemungkinan akan terus menarik pasukan dari operasi ofensif prioritas rendah di tempat lain di seluruh wilayah untuk bertahan di Oblast Kursk,” kata analis ISW.
Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan tentaranya terus disusupkan ke Kursk, Rusia untuk mengimbangi defisit rudal jarak jauh.
"Kehadiran fisik Pasukan kami di Kursk Oblast dan upaya aktif kami untuk menghilangkan ancaman Rusia di wilayahnya sendiri juga merupakan cara untuk mengimbangi defisit kemampuan jarak jauh," ujarnya.
Zelensky ngotot akan berupaya mempertahankan Kursk karena wilayah ini diyakini menjadi salah satu lokasi peluncuran rudal-rudal dan drone Rusia yang menyerang Ukraina.
Ia mengungkap, wilayah lain yang sering dipakai Rusia untuk menyerang Ukraina dengan rudal jarak jauh antara lain Belgorod, Laut Hitam, Krimea dan beberapa lokasi di perbatasan.
"Setiap serangan ini berulang kali membawa kita kembali ke tugas kemampuan jarak jauh tepat di area serangan mereka. Ini adalah taktik kontraterorisme yang optimal, yang setiap mitra kita berhak untuk melakukannya dan tidak diragukan lagi akan menggunakannya untuk melindungi diri mereka sendiri. Dan kami mengharapkan keputusan dari mereka," kata Zelensky.