Krisis Kesehatan di Gaza, Kasus Polio Pertama dalam 25 Tahun Menyerang Bayi 10 Bulan
Seorang bayi 10 bulan tiba-tiba berhenti merangkak, setelah diperiksa oleh pihak kesehatan, ia terkonfirmasi mengidap penyakit polio.
Penulis: tribunsolo
Editor: Febri Prasetyo
Serangan itu mengenai sebuah rumah sakit dan vaksinasi untuk bayi baru lahir hampir terhenti.
WHO mengatakan bahwa untuk setiap kasus kelumpuhan akibat polio, ada ratusan lainnya yang kemungkinan telah terinfeksi, tetapi tidak menunjukkan gejala.
"Kebanyakan orang yang terjangkit penyakit ini tidak mengalami gejala, dan mereka yang mengalaminya biasanya pulih dalam waktu seminggu atau lebih," bebernya.
Ia juga menambahkan bahwa kasus polio ini tidak ada obatnya.
"Namun, (kasus polio ini) tidak ada obatnya, dan jika polio menyebabkan kelumpuhan, biasanya bersifat permanen. Jika kelumpuhan mempengaruhi otot pernapasan, penyakit ini dapat berakibat fatal," tambahnya.
WHO mengatakan bahwa setidaknya ada dua anak lain yang mengalami kelumpuhan di wilayah itu, dan sampel tinja mereka telah dikirim ke laboratorium di Yordania.
Disisi lain, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengumumkan rencana untuk memulai kampanye vaksinasi guna menghentikan penyebaran dan melindungi keluarga-keluarga lain dari cobaan yang kini dihadapi oleh keluarga Abu El-Jedian.
PBB bermaksud untuk memvaksinasi sedikitnya 95 persen, lebih dari 650.000 anak mulai Sabtu depan.
Baca juga: Pertama Kali dalam 25 Tahun, Virus Polio Muncul di Gaza, PBB: Hamas-Israel Harus Gencatan Senjata
Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin telah tiba di Gaza, dengan 400.000 dosis lagi akan tiba dalam beberapa minggu mendatang.
Juru bicara UNICEF, Ammar, mengatakan untuk memvaksinasi sebagian besar anak-anak di bawah 10 tahun di Gaza gencatan senjata diperlukan
"Tanpa gencatan senjata, hal itu tidak mungkin terjadi," kata Ammar.
"Hal ini disebabkan oleh perintah evakuasi yang terus berlanjut dan pemindahan anak-anak dan keluarga mereka yang terus berlanjut. Selain itu, hal itu juga dapat sangat berbahaya bagi tim untuk dapat menjangkau anak-anak."
Badan-badan kesehatan berupaya menghentikan pertempuran, yang dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan ribuan keluarga Palestina mengungsi berdasarkan perintah evakuasi Israel.
Banyak anak tinggal di wilayah-wilayah di Gaza yang sulit dijangkau akibat operasi militer Israel yang sedang berlangsung.
“Jika ini tidak dilaksanakan, maka akan berdampak buruk, tidak hanya bagi anak-anak di Gaza, tetapi juga bagi negara-negara tetangga dan di seluruh perbatasan wilayah tersebut,” kata Ammar.
(mg/Saifuddin Herlanda Abid)
Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)