Adu Strategi Moskow-Kiev: Invasi Kursk Jadi Bumerang Ukraina, Pasukan Zelensky Terperangkap di Rusia
Militer Ukraina akhirnya mengakui bahwa operasi Kursk gagal membuat Rusia mengalihkan militer Rusia dari Donbass.
Penulis: Hendra Gunawan
"Ini dapat menjadi bumerang bagi Ukraina karena mereka telah membawa cukup banyak peralatan asing dan mereka dapat berdiam di sana, dikendalikan oleh Rusia, tanpa memiliki pengaruh nyata terhadap apa yang terjadi di Donbas," kata sang jenderal.
Padahal, tujuan Zelensky menguasai Kursk sejatinya untuk mempercepat perundingan perdamaian. Akan tetapi tindakan ini justru membuat Presiden Vladimir Putin makin marah dan menutup pintu negosiasi.
Rusia pun semakin ganas menyerang wilayah Ukraina dengan meluncurkan ratusan rudal dan drone serang mereka.
Serang Kursk
Sementara media Rusia TASS mengungkapkan bahwa pasukan Rusia terus melakukan upaya untuk merebut kembali wilayahnya, Kursk yang diduduki Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan, selama 24 jam terakhir sebanyak 380 pasukan Ukraina telah tewas di Kursk. Sehingga totalnya Kiev kehilangan sekitar 7.000 pasukannya di wilayah Rusia itu.
Sejumlah upaya untuk mengusir Ukraina di Kursk antara lain, kelompok tempur Utara, yang didukung oleh penerbangan militer dan tembakan artileri, menangkis delapan serangan oleh kelompok penyerang musuh ke arah Borki, Korenevo, Kremyanoye, dan Malaya Loknya.
Militer Rusia juga menggagalkan upaya serangan terhadap Spalnoye, Olgovka, dan Russkaya Konopelka.
Konsentrasi tenaga kerja dan peralatan Ukraina di wilayah Apanasovka, Borki, Viktorovka, Kruglenkoe, Krasnoktyabrsky, Lyubimovka, Malaya Loknya, Mirny, Novaya Sorochina, Obukhovka, Plekhovo, Sverdlikovo, Sudzha, Snagost, dan Yuzhny di Wilayah Kursk terkena serangan.
Penerbangan operasional dan taktis menyerang personel cadangan musuh dan konsentrasi peralatan militer di 13 lokasi di Wilayah Sumy.
UkrainaTerus Dibombardir
Pada sisi lain, Rusia terus membombardir Ukraina dengan ratusan rudal dan drone. Hal ini dianggap untuk memecah konsentrasi militer Kiev.
Selasa (27/8/2024) malam hingga Rabu pagi harinya, Rusia kembali membombardir Ukraina dengan puluhan rudal dan pesawat nirawak jarak jauh.
Meski serangan itu tak sebesar serangan hari-hari sebelumnya, namun sejumlah kerusakan infrastruktur masih terjadi.
Militer Ukraina mencatat setidaknya ada 10 rudal Kinzhal dan Iskander serta 81 drone Shahed meluncur ke arah kota-kota Ukraina.
Angkatan Udara Kiev mengakui tiga Kinzhal dan dua Iskander lolos dari hadangan lalu menghantam sasarannya.
Sementara itu, pemadaman listrik darurat yang disebabkan oleh penembakan sebelumnya terus berlanjut di Ukraina. Jadwal pemadaman listrik tidak berlaku.
Pemadaman listrik tersebut akan berlangsung selama 1-2 minggu, menurut mantan Menteri Energi Ivan Plachkov.
Menurutnya, butuh waktu yang lama untuk memulihkan sistem distribusi yang rusak akibat penembakan kemarin.