Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Adu Strategi Moskow-Kiev: Invasi Kursk Jadi Bumerang Ukraina, Pasukan Zelensky Terperangkap di Rusia

Militer Ukraina akhirnya mengakui bahwa operasi Kursk gagal membuat Rusia mengalihkan militer Rusia dari Donbass.

Penulis: Hendra Gunawan
zoom-in Adu Strategi Moskow-Kiev: Invasi Kursk Jadi Bumerang Ukraina, Pasukan Zelensky Terperangkap di Rusia
Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia
Kendaraan perang Rusia meluncurkan roket ke arah pasukan Ukraina 

TRIBUNNEWS.COM -- Militer Ukraina akhirnya mengakui bahwa operasi Kursk gagal membuat Rusia mengalihkan militer Rusia dari Donbass.

Rusia terus melakukan serangan masif di timur Ukraina hingga menguasai sekitar 30 persen wilayah negeri tersebut.

Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Oleksandr Syrsky mengakui strategi Kursk gagal melemahkan pasukan Rusia di poros Pokrovsk.

Baca juga: Rusia Makin Garang di Donetsk, Kota Berpenduduk 14.000 Diramal Jatuh Dalam 3 Hari

Pokrovsk adalah kota yang menjadi benteng pertahanan strategis Ukraina di sebelah barat Donbass.

Artinya jika poros ini direbut oleh pasukan Vladimir Putin, maka Rusia akan semakin mudah mengambil alih Donbass.

"Tentu saja, musuh memahami hal ini, jadi mereka terus memusatkan upaya utamanya ke arah Pokrovsky, tempat unit-unitnya yang paling siap tempur terkonsentrasi," kata Syrsky dikutip dari Strana, Kamis (29/8/2024).

Ia mengatakan, bahwa Rusia makin bernafsu dan mengonsentrasikan puluhan ribu pasukannya mengepung kota itu.

BERITA TERKAIT

Sebanyak 30 ribu personel telah mengarah ke Pokrovsk dari selatan. Pasukan tersebut terdiri anggota yang telah ada sebelumnya yang ditambah lagi sebanyak 10.000 personel.

"Musuh mencoba menarik unit dari arah lain, tetapi di arah Pokrovsky, sebaliknya, mereka meningkatkan upayanya," kata Syrsky.

Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam konferensi persnya mengatakan bahwa Rusia memang ingin menduduki Donbass.

"Fakta bahwa mereka belum menarik pasukan dari Donbass adalah arah strategis mereka, karena mereka benar-benar ingin menduduki Donbass," katanya.

Baca juga: Petinggi Ukraina Akan Datangi Washington Lapor Daftar Target Serang di Rusia, Ini Jawaban AS

Rusia diyakini membalas serangan Ukraina di Kursk dengan strategi jitu. Puluhan ribu pasukan Kiev dibiarkan terperangkap di wilayah Rusia tersebut. Sementara Rusia bisa dengan mudah menguasai wilayah Donbass.

Mantan Wakil Kepala Staf Umum Pertahanan Inggris, Simon Mayall, dalam komentarnya kepada Sky News, memperkirakan bahwa Rusia sengaja tidak buru-buru mengusir pasukan Ukraina. Vladimir  Putin justru ingin pasukan Kiev terperangkap lebih lama di Kursk.

"Ini strategi agar melemahkan perlawanan Ukraina di garis depan lainnya," kata Mayall.

Konsentrasi pasukan Ukraina dan senjata Barat di wilayah Kursk dapat mengalihkan perhatian dari area yang lebih diprioritaskan, seperti Donbass.

"Ini dapat menjadi bumerang bagi Ukraina karena mereka telah membawa cukup banyak peralatan asing dan mereka dapat berdiam di sana, dikendalikan oleh Rusia, tanpa memiliki pengaruh nyata terhadap apa yang terjadi di Donbas," kata sang jenderal.

Padahal, tujuan Zelensky menguasai Kursk sejatinya untuk mempercepat perundingan perdamaian. Akan tetapi tindakan ini justru membuat Presiden Vladimir Putin makin marah dan menutup pintu negosiasi.

Rusia pun semakin ganas menyerang wilayah Ukraina dengan meluncurkan ratusan rudal dan drone serang mereka.

Pesawat MiG-31 Rusia membawa rudal Kinzhal menuju Ukraina
Pesawat MiG-31 Rusia membawa rudal Kinzhal menuju Ukraina (Sputnik)

Serang Kursk

Sementara media Rusia TASS mengungkapkan bahwa pasukan Rusia terus melakukan upaya untuk merebut kembali wilayahnya, Kursk yang diduduki Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan, selama 24 jam terakhir sebanyak 380 pasukan Ukraina telah tewas di Kursk. Sehingga totalnya Kiev kehilangan sekitar 7.000 pasukannya di wilayah Rusia itu.

Sejumlah upaya untuk mengusir Ukraina di Kursk antara lain, kelompok tempur Utara, yang didukung oleh penerbangan militer dan tembakan artileri, menangkis delapan serangan oleh kelompok penyerang musuh ke arah Borki, Korenevo, Kremyanoye, dan Malaya Loknya.

Militer Rusia juga menggagalkan upaya serangan terhadap Spalnoye, Olgovka, dan Russkaya Konopelka.

Konsentrasi tenaga kerja dan peralatan Ukraina di wilayah Apanasovka, Borki, Viktorovka, Kruglenkoe, Krasnoktyabrsky, Lyubimovka, Malaya Loknya, Mirny, Novaya Sorochina, Obukhovka, Plekhovo, Sverdlikovo, Sudzha, Snagost, dan Yuzhny di Wilayah Kursk terkena serangan.

Penerbangan operasional dan taktis menyerang personel cadangan musuh dan konsentrasi peralatan militer di 13 lokasi di Wilayah Sumy.

UkrainaTerus Dibombardir

Pada sisi lain, Rusia terus membombardir Ukraina dengan ratusan rudal dan drone. Hal ini dianggap untuk memecah konsentrasi militer Kiev.

Selasa (27/8/2024) malam hingga Rabu pagi harinya, Rusia kembali membombardir Ukraina dengan puluhan rudal dan pesawat nirawak jarak jauh.

Meski serangan itu tak sebesar serangan hari-hari sebelumnya, namun sejumlah kerusakan infrastruktur masih terjadi.

Militer Ukraina mencatat setidaknya ada 10 rudal Kinzhal dan Iskander serta 81 drone Shahed meluncur ke arah kota-kota Ukraina.

Angkatan Udara Kiev mengakui tiga Kinzhal dan dua Iskander lolos dari hadangan lalu menghantam sasarannya.

Sementara itu, pemadaman listrik darurat yang disebabkan oleh penembakan sebelumnya terus berlanjut di Ukraina. Jadwal pemadaman listrik tidak berlaku.

Pemadaman listrik tersebut akan berlangsung selama 1-2 minggu, menurut mantan Menteri Energi Ivan Plachkov.

Menurutnya, butuh waktu yang lama untuk memulihkan sistem distribusi yang rusak akibat penembakan kemarin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas