Jenderal NATO Sebut Ukraina Akan Kalah Perang dengan Rusia Kecuali AS Turun Tangan
Mantan Jenderal Amerika Serikat (AS) dan komandan tinggi NATO telah memperingatkan Ukraina akan menghadapi kekalahan melawan Rusia.
Editor: Hasanudin Aco
Langkah ini, ditambah dengan serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia yang agresif, telah memperkuat seruan bagi AS untuk mempertimbangkan kembali pendekatannya terhadap bantuan militer.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam atas dukungan AS sekaligus menyuarakan rasa frustrasi atas perlunya lebih banyak senjata dan amunisi bagi para tentaranya.
Dalam beberapa minggu terakhir, ia telah mengintensifkan seruannya dengan menyatakan bahwa Ukraina harus diizinkan menggunakan setiap senjata yang tersedia untuk berperang.
Zelensky sekali lagi mendesak AS untuk mencabut pembatasan rudal ATACMS jarak jauh, yang akan memungkinkan Ukraina untuk menyerang lebih dalam ke wilayah Rusia.
"Seorang lelaki tua sakit dari Lapangan Merah, yang terus-menerus mengancam semua orang dengan tombol merah, tidak akan mendiktekan garis merahnya kepada kita," kata Zelensky baru-baru ini yang menyinggung tentang Vladimir Putin.
Josep Borrell, kepala urusan luar negeri Uni Eropa, menganjurkan pencabutan pembatasan rudal jarak jauh dengan alasan bahwa hal itu akan meningkatkan pertahanan Ukraina dan mengurangi kerusakan.
"Mencabut pembatasan semacam itu akan memperkuat pertahanan diri Ukraina, menyelamatkan nyawa, dan mengurangi kerusakan di Ukraina," tulisnya pada hari Senin di X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter ) setelah Rusia meluncurkan lebih dari 200 rudal dan pesawat nirawak ke Ukraina.
Keesokan harinya, Rusia meluncurkan 91 rudal lagi.
Miliaran dolar bantuan militer AS sekali lagi mengalir ke Ukraina dan Presiden Zelensky telah menanggapi dengan memperluas wajib militer.