Houthi Izinkan Kapal Tanker Sounion yang Hanyut dan Terbakar Ditarik dari Laut Merah
Kapal tanker itu hanyut dan terbakar selama beberapa hari setelah serangan, yang dilancarkan oleh angkatan bersenjata pemerintah Sanaa Yaman
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Houthi Izinkan Kapal Tanker Sounion yang Hanyut dan Terbakar Ditarik dari Laut Merah
TRIBUNNEWS.COM - Gerakan perlawanan Ansarallah (HOuthi) Yaman dilaporkan mengizinkan kapal tunda dan kapal penyelamat untuk mencapai kapal tanker minyak Sounion milik Yunani di Laut Merah, yang diserang dalam operasi angkatan laut Yaman pekan lalu.
Kapal tanker itu hanyut dan terbakar selama beberapa hari setelah serangan, yang dilancarkan oleh angkatan bersenjata pemerintah Sanaa Yaman – yang terafiliasi dengan Ansarallah Houthi.
Baca juga: Media Israel: Houthi Bakal Susul Serangan Seusai Qassam Hajar Rishon Lezion, Hizbullah Gempur Utara
“Setelah beberapa pihak internasional menghubungi kami, terutama pihak Eropa, mereka diizinkan untuk menarik kapal tanker minyak yang terbakar, Sounion,” kata juru bicara Ansarallah dan kepala delegasi PBB pemerintah Sanaa, Mohammad Abdul Salam dilansir TC, Sabtu (31/8/2024).
“Kami mengonfirmasi bahwa pembakaran kapal tanker minyak tersebut adalah contoh keseriusan Yaman dalam menargetkan kapal mana pun yang melanggar keputusan larangan Yaman untuk mencegah kapal mana pun menyeberang ke pelabuhan Palestina yang diduduki dengan tujuan memberikan tekanan pada entitas musuh Zionis untuk menghentikan agresinya di Gaza,” lanjut Abdul Salam.
“Semua perusahaan pelayaran yang terkait dengan entitas musuh Zionis harus menyadari bahwa kapal mereka akan tetap rentan terhadap serangan Yaman di mana pun angkatan bersenjata Yaman dapat menjangkau mereka hingga agresi berhenti dan pengepungan di Gaza dicabut.”
Seorang juru bicara Pentagon mengatakan kepada CNN pada hari Rabu bahwa kapal Sounion mengalami kebocoran minyak dan memperingatkan tentang “potensi bencana lingkungan.”
Pejabat AS lainnya mengatakan kepada Reuters pada tanggal 28 Agustus bahwa kapal tersebut mengalami kebocoran “zat yang tidak diketahui.”
Namun, Misi Uni Eropa, Operasi Aspides, mengatakan pada hari Rabu bahwa tidak ada tumpahan.
Misi tersebut mengonfirmasi bahwa kapal tersebut masih terbakar dan berlabuh serta tidak lagi hanyut.
“Ada kebakaran yang terdeteksi di beberapa lokasi di dek utama kapal. Tidak ada tumpahan minyak, dan kapal tersebut masih berlabuh dan tidak hanyut,” kata pernyataan Misi Operasi Aspides.
Kapal Sounion dihantam oleh pasukan Yaman pada tanggal 21 Agustus, bersama dengan kapal lain di Teluk Aden, menurut pernyataan yang dirilis oleh media militer Yaman pada tanggal 22 Agustus.
Pernyataan tersebut mengatakan bahwa kedua kapal tersebut telah melanggar larangan Yaman untuk berlayar ke pelabuhan Israel.
Sehari kemudian, laman media tersebut merilis rekaman serangan tersebut.
Sebuah kapal perang Prancis menyelamatkan 29 awak kapal yang berada di atas kapal tersebut. Pada tanggal 22 Agustus, kapal tersebut telah berhenti hanyut, kata misi Uni Eropa saat itu.
Setelah serangan awal terhadap kapal tersebut dan penyelamatan awak kapal oleh angkatan laut Prancis, pasukan Yaman menyerbu kapal tanker minyak yang kosong dan memasang bahan peledak di atasnya, sehingga meledakkan beberapa area kapal.
Media Militer Yaman merilis rekaman operasi tersebut pada hari Kamis.
Sejak 14 November, tentara Yaman telah memberlakukan blokade laut terhadap kapal-kapal yang menuju Israel di Laut Merah, Laut Arab, Teluk Aden, Samudra Hindia, dan Mediterania sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat Palestina dan untuk mendukung perlawanan di Gaza.
Kapal-kapal yang terkait dengan Israel atau kapal-kapal yang sedang menuju pelabuhan Israel yang melanggar blokade ini telah diserang dalam operasi rudal dan pesawat tak berawak Yaman.
Pasukan Sanaa telah bersumpah untuk tidak menghentikan operasi militer sampai gencatan senjata tercapai di wilayah yang dikepung tersebut. Blokade tersebut telah berdampak signifikan terhadap perekonomian Israel.
(oln/tc/*)