Pertempuran Sengit Berlanjut di Kamp Jenin: Ledakan Terdengar, Tentara Israel Tewas di Al-Jabriyat
sumber media Ibrani mengindikasikan kalau seorang tentara 'Israel' tewas dan beberapa lainnya terluka dalam pertempuran di lingkungan Al-Jabriyat
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Jenin kembali muncul sebagai titik api di tengah gelombang kekerasan Israel-Palestina yang telah mengguncang Tepi Barat selama lebih dari dua tahun, dengan sering terjadinya konfrontasi yang berujung kematian.
Kekerasan di Jenin terus berlanjut pada tahun 2024.
Pada bulan Mei, pasukan Israel menewaskan 10 warga Palestina dan melukai 25 lainnya. Seorang dokter dan seorang remaja termasuk di antara mereka yang tewas dalam operasi besar yang melibatkan puluhan kendaraan.
Pada bulan Juni, pasukan Israel membunuh tiga warga Palestina dan melukai sedikitnya 13 lainnya dalam serangan di Jenin.
Bulan ini, Israel mengatakan telah menewaskan dua militan senior Hamas dalam serangan udara terhadap mobil mereka di Jenin.
Kebrutalan Israel Jelang Jeda Perang
Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, mengatakan pada hari Jumat bahwa Israel telah melakukan "kebrutalan sistematis" di Tepi Barat seperti yang dilakukan di Gaza, Anadolu Agency melaporkan.
“Israel tidak hanya melakukan genosida di Gaza, tetapi sekarang memperluas perang ini ke Tepi Barat, Lebanon, dan mungkin negara-negara lain yang dianggapnya sebagai musuh yang tidak dapat kita ketahui atau prediksi,” kata Fidan dalam konferensi pers bersama dengan mitranya dari Slovenia di Ljubljana, dikutip dari MEMO.
Fidan mengatakan Israel telah melakukan pendudukan, penindasan, kekejaman dan pembantaian di wilayah tersebut, dan menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menghentikan kejahatan Israel yang dilakukan di Wilayah Palestina.
Sejak 7 Oktober, “genosida” telah terjadi di Gaza, dan Israel secara sistematis membiarkan penduduk Gaza kelaparan dan kehausan.
Israel telah menginjak-injak semua nilai kemanusiaan dengan mengebom rumah sakit, masjid, sekolah, dan gereja, tambahnya.
“Pemerintah Netanyahu terus bermain api. Mempertahankan posisinya membahayakan masa depan seluruh kawasan. Siapa pun yang tetap diam dalam masalah Gaza, terutama mereka yang mendukung Israel tanpa syarat, berada dalam beban. Kebiadaban Israel akhirnya harus berakhir,” imbuhnya.
Menteri tersebut juga meminta masyarakat internasional untuk menggunakan semua mekanisme tekanan diplomatik yang tersedia guna menghentikan konflik. Ia menekankan bahwa, meskipun beberapa negara, termasuk Turki, telah mengambil sikap ekonomi, perdagangan, dan politik yang kuat, mekanisme tekanan yang lebih luas dan lebih efektif diperlukan.
“Seperti halnya kami menentang pendudukan wilayah Ukraina, kami juga menentang pendudukan wilayah Palestina oleh Israel,” katanya, seraya mendesak masyarakat global untuk bertindak tegas.
Ia menegaskan kembali posisi lama Turki bahwa satu-satunya jalan menuju perdamaian abadi adalah berdirinya Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat di dalam perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.