Tentara Israel Tutup Semua Pintu Hebron, Prajurit IDF Pamer Kelamin ke Perempuan Palestina
Terkait blokade di Hebron, Tentara Israel semakin sering melakukan pelecehan seksual terhadap wanita Palestina di pos pemeriksaan di kota Hebron
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Tentara Israel Tutup Semua Pintu Hebron, Prajurit IDF Pamer Kelamin ke Perempuan Palestina
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pendudukan Israel (IDF) mengumumkan pada Sabtu (31/8/20240 penutupan semua pintu masuk dan keluar ke provinsi Hebron di Tepi Barat.
Kendaraan Palestina dilarang menggunakan Rute 60, dan Masjid Ibrahimi dilaporkan ditutup.
Sumber, dilansir RNTV, juga mengindikasikan bahwa IDF telah menutup sebagian besar pintu masuk ke kota Hebron.
Sementara itu, pasukan melanjutkan operasi militer skala besar mereka untuk hari keempat, dengan bentrokan hebat di Kamp Pengungsi Jenin dan penggerebekan dan konfrontasi yang sedang berlangsung di Nablus, Qalqilya, dan Tubas.
Pelecehan Seksual Meningkat di Pos Pemeriksaan
Terkait blokade di Hebron, Tentara Israel semakin sering melakukan pelecehan seksual terhadap wanita Palestina di pos pemeriksaan di kota Hebron di Tepi Barat yang diduduki, media Israel, Haaretz melaporkan pada Jumat 30 Agustus 2024.
Surat kabar Israel mengumpulkan banyak kesaksian dari wanita yang tinggal di kota tersebut yang merinci pelecehan tersebut.
Dalam sebuah insiden pada tanggal 17 Agustus, seorang tentara Israel memperlihatkan alat vitalnya kepada seorang wanita muda Palestina di pos pemeriksaan Tamar di Hebron.
Wanita itu mengatakan kalau setelah tentara itu meminta dia membuka tasnya untuk digeledah, dia menurunkan celananya dan bertanya kepadanya: "Kamu mau ini? Datang dan lihat."
"Karena terkejut, saya meninggalkan pos pemeriksaan dan tidak tahu apa yang terjadi. Saya merasa seolah-olah seseorang telah menampar saya," katanya kepada Haaretz.
Wanita muda itu melaporkan kejadian itu kepada pemimpin masyarakat setempat, Basam Abu Aisha, yang kemudian menghubungi seorang pejabat senior administrasi sipil Israel.
Pejabat itu menemani wanita itu ke pos pemeriksaan, di mana dia mengidentifikasi tentara itu.
Abu Aisha kemudian dikelilingi oleh delapan tentara IDF dan diancam oleh seorang pejabat administrasi sipil, Shadi Shubash, yang mengatakan kepadanya bahwa kesaksian wanita muda itu adalah "kebohongan" dan memperingatkannya untuk tidak "terlibat."
"Saya kelelahan dan tertekan karenanya. Sekarang lebih mudah bagi saya, tetapi ketika saya ingin melewati pos pemeriksaan, saya takut hal yang sama akan terjadi lagi," wanita itu mengatakan kepada Haaretz.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.