Tepi Barat Bisa Produksi Bom Sendiri, Pakar Israel: Tak Lagi Pakai Batu, Kini Mirip Hizbullah
Milisi Perlawanan di Tepi Barat, kini sudah tidak lagi menggunakan batu sebagai alat perlawanan, melainkan peledak yang bisa menghancurkan Israel
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Brigade Al-Quds: Tepi Barat Kini Bisa Produksi Bom Sendiri, Pakar Israel: Tak Lagi Pakai Batu, Kini Mirip Hizbullah
TRIBUNNEWS.COM - Brigade Al-Quds - sayap militer gerakan Palestine Islamic Jihad (PIJ) mengeluarkan pernyataan tentang perkembangan terkini dalam pertempuran yang dilakukan perlawanan di Tepi Barat, yang mereka sebut sebagai "Camp Horor" alias “Kengerian Kamp.”
Dikatakannya, para petempur milisi Batalyon Tubas -cabang militer Brigade Al-Quds- melancarkan serangan menggunakan sejumlah alat peledak dengan sasaran tentara Israel (IDF) dan kendaraan militer IDF.
Baca juga: Tepi Barat Jadi Gaza Part 2, IDF Ultimatum Warga Tulkarm untuk Pergi dalam 4 Jam, Mau Serbu RS Jenin
"Para petempur Batalyon Tubas mampu melakukan serangan enam ledakan alat peledak, menyebabkan cedera serius, termasuk satu tewas atau terluka, di antara tentara dan kendaraan musuh Israel, selain menjerat sekelompok pasukan musuh dalam penyergapan ketat," bunyi pernyataan itu dilansir Khaberni, Senin (2/9/2024).
Brigade Al-Quds juga menyatakan para petempurnya juga menembak jatuh seorang tentara Zionis dengan operasi menggunakan penembak jitu selama bentrokan tersebut.
Pernyataan menambahkan, secara keseluruhan dalam beberapa hari agresi militer IDF di Tepi Barat, para petempur Batalyon Tubas mampu melakukan lebih dari lima belas ledakan alat peledak.
"Serangan menyebabkan luka serius pada kendaraan dan tentara musuh dan menyebabkan mereka terbunuh atau terluka penyergapan, salah satunya adalah kendaraan yang sebelumnya telah dipersiapkan untuk menghadapi serbuan musuh," kata pernyataan itu.
Perang Fase Baru, Tepi Barat Bisa Produksi Bom Sendiri
Pernyataan itu juga menjelaskan kalau Brigade Al-Quds di Tepi Barat telah memasuki fase baru dalam pembuatan dan produksi alat peledak sendiri.
"Dampaknya akan terlihat oleh musuh di lapangan," kata pernyataan itu.
Pernyataan itu mengindikasikan kalau Tepi Barat, yang sudah diisolir Israel selama dua dekade lebih, masih mampu mendapatkan bahan baku peledak yang dibutuhkan untuk membuat bom.
Milisi Perlawanan di Tepi Barat, kini sudah tidak lagi menggunakan batu sebagai alat perlawanan, melainkan peledak yang bisa menghancurkan pasukan Israel.
"Faktor terpenting 'stabilitas' Perlawanan selama pertempuran “kengerian kamp” adalah masyarakat Palestina sudah sangat sadar akan pentingnya kehadiran senjata dan formasi militer serta perannya dalam mempertahankan tanah dan situs suci," kata pernyataan Brigade Al-Quds.
Disebutkannya, dalam pertempuran tersebut, sejumlah sosok telah muncul sebagai figur pahlawan bagi Brigade Al-Quds dan faksi perlawanan Palestina telah bangkit sejauh ini.
"Dipimpin oleh Panglima Muhammad Jaber Abu Shuja (yang telah gugur)," kata Brigade Al-Quds menjelaskan kalau kemartiran para tokoh perlawanan justru membangkitkan semangat para milisi untuk melawan lebih keras..