Ditanya soal Gencatan Senjata Gaza, Biden Klaim sedang Negosiasi, Sebut Netanyahu Tak Berbuat Banyak
Joe Biden mengatakan Netanyahu tidak berbuat cukup banyak untuk mencapai kemungkinan kesepakatan gencatan senjata.
Penulis: Nuryanti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, kembali ditanya soal kemajuan gencatan senjata dalam perang di Gaza.
Joe Biden menanggapi pertanyaan awak media saat meninggalkan Gedung Putih pada Senin (2/9/2024), untuk kunjungan kampanye bersama Wakil Presiden Kamala Harris di Pittsburgh.
“Kami sedang bernegosiasi," jawab Biden, sebagaimana diberitakan AP News.
Lalu, ketika ditanya tentang sandera yang ditahan oleh Hamas, Biden menegaskan, “Kami sedang dalam proses negosiasi.”
Sebelumnya, Joe Biden mengatakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak berbuat cukup banyak untuk mencapai kemungkinan kesepakatan gencatan senjata.
Joe Biden pun kembali menegaskan pihaknya masih melakukan negosiasi terkait kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
"Kami masih dalam negosiasi. Bukan dengan dia, tetapi dengan rekan-rekan saya dari Qatar dan Mesir," tegasnya.
Pernyataan Netanyahu
Sementara itu, Benjamin Netanyahu pada Senin menolak gelombang tekanan baru untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Hal ini dilakukan setelah ratusan ribu warga Israel memprotes dan melakukan pemogokan.
Presiden AS Joe Biden juga mengatakan Netanyahu perlu berbuat lebih banyak setelah hampir 11 bulan pertempuran.
Baca juga: Media AS Ungkap Buku Strategi Perang Bawah Tanah Hamas untuk Lawan Israel dari Terowongan
Dalam pidato publik pertamanya sejak protes massal menunjukkan tanggapan marah banyak warga Israel terhadap penemuan enam sandera yang tewas, Netanyahu mengatakan akan terus bersikeras pada tuntutan yang telah muncul sebagai titik kritis utama dalam pembicaraan.
Pernyataan Netanyahu ini terkait kontrol Israel yang berkelanjutan atas koridor Philadelphia, jalur sempit di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir, tempat Israel berpendapat Hamas menyelundupkan senjata ke Gaza.
Namun, Mesir dan Hamas telah membantahnya.
Netanyahu menyebut koridor itu penting untuk memastikan Hamas tidak dapat mempersenjatai kembali melalui terowongan.
"Ini adalah oksigen Hamas," katanya, Senin, dikutip dari Arab News.
"Tidak ada yang lebih berkomitmen untuk membebaskan para sandera daripada saya."
"Tidak ada yang akan berkhotbah kepada saya tentang masalah ini," paparnya.
Update Perang Israel-Hamas
Diberitakan Al Jazeera, serangan Israel menewaskan delapan orang yang sedang mengantre di kios penjual roti di depan tempat penampungan sekolah UNRWA di kamp pengungsi Jabalia, Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan "tidak akan menyerah pada tekanan" saat puluhan ribu warga Israel berdemonstrasi menentang pemerintahnya yang menuntut kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan tawanan yang ditahan di Gaza.
Sayap bersenjata Hamas mengatakan ketergantungan Netanyahu pada serangan militer Israel di Gaza – alih-alih kesepakatan – berarti lebih banyak tawanan akan “dikembalikan ke keluarga mereka dalam peti mati”.
Baca juga: Media Israel: Hamas Pulihkan Kekuatan, Merekrut 3.000 Petempur Baru
Satu orang tewas di Kota Gaza dan banyak yang terluka akibat penembakan artileri Israel di lingkungan Zeitoun.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan timnya akan terus bekerja sama dengan badan-badan PBB untuk memberikan vaksin polio kepada anak-anak di bawah 10 tahun di Gaza tengah hari ini.
Tentara Israel menyerbu Tulkarem di Tepi Barat yang diduduki setelah sebelumnya menargetkannya dengan serangan pesawat tak berawak.
Kelompok bersenjata Palestina mengatakan para pejuangnya tengah berhadapan dengan pasukan Israel di Jenin, Tepi Barat, tempat serangan mematikan Israel telah berlangsung selama seminggu.
Sekelompok pemukim Israel memasuki halaman Masjid Al-Aqsa dengan pengawalan pasukan Israel.
Setidaknya 40.786 orang tewas dan 94.224 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.
Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023.
(Tribunnews.com/Nuryanti)