Israel Keluhkan Kekecewa ke Inggris, Sebut London Biang Masalah karena Tangguhkan Ekspor Senjata
Inggris mengumumkan rencana penangguhan beberapa lisensi ekspor senjata ke Israel. Adapun penangguhan itu diberlakukan untuk 30 lisensi senjata
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM – Para pejabat Israel kompak menyuarakan kekecewaan mereka terhadap keputusan pemerintah Inggris yang baru-baru merilis kebijakan untuk menangguhkan beberapa ekspor senjata ke Israel.
Tak hanya pejabat tinggi Israel, Menteri Luar Negeri Katz juga turut menyatakan kekecewaannya atas sikap pemerintah Inggris.
Dalam pernyataan resminya, Katz mengatakan bahwa Tel Aviv kecewa dengan serangkaian keputusan Inggris termasuk keputusan mengenai embargo puluhan ekspor senjata ke Israel.
Katz menyebut Inggris sebagai negara yang bermasalah, lantaran keputusannya melakukan penangguhan senjata dapat melemahkan kemampuan militer Israel.
Dengan begitu dikhawatirkan Hamas dan para sekutunya akan semakin membabi buta dalam melakukan serangan ke wilayah Tel Aviv.
“Kami kecewa dengan serangkaian keputusan Inggris, keputusan tersebut mengirimkan pesan yang sangat bermasalah,” jelas Katz, dikutip dari Anadolu.
Inggris Embargo Ekspor Senjata Israel
Awal pekan kemarin Inggris mengumumkan rencana penangguhan beberapa lisensi ekspor senjata ke Israel.
Adapun penangguhan itu diberlakukan untuk 30 dari 350 lisensi senjata yang ada.
Di antaranya meliputi komponen untuk pesawat militer, helikopter, pesawat tak berawak, dan barang-barang yang memfasilitasi penargetan darat.
Dalam pidatonya di parlemen, Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy mengatakan keputusan itu diambil menyusul peninjauan ulang atas lisensi ekspor senjata Inggris.
Baca juga: Kepala Jaringan Keuangan Mossad Diciduk di Istanbul, Misi Rahasia Mata-mata Israel di Turki Terkuak
Hasil peninjauan ulang menunjukkan adanya risiko jelas bahwa senjata tersebut akan digunakan dengan cara yang dapat melanggar hukum internasional.
Sebelum kebijakan disahkan, pejabat Kementerian Luar Negeri Inggris dilaporkan mengundurkan diri dari kursi jabatannya.
Ini dilakukan sebagai bentuk protes usai negaranya mendukung aksi genosida Israel dengan melanjutkan pengiriman pasokan senjata ke pasukan Benjamin Netanyahu.
Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris menolak berkomentar mengenai kasus tersebut, namun menurut informasi yang beredar surat pengunduran diri yang mengkritik penjualan senjata pemerintah ke Israel dikaitkan dengan Mark Smith, seorang diplomat yang bekerja di Kantor Luar Negeri.
Hal itu juga dibuktikan lewat konfirmasi dari BBC International, menyebut Smith yang bekerja dalam bidang penanggulangan terorisme, telah mengundurkan diri sebagai bentuk protes terhadap penjualan senjata ke Israel.
Pasokan Senjata Inggris ke Israel Capai Rp 8 Triliun
Berbeda dengan Amerika Serikat, Inggris memasok senjata ke Israel secara tidak langsung, melalui pemberian lisensi kepada perusahaan Inggris untuk menjual senjata.
Meski begitu dukungan yang diberikan Inggris tidak cuma–cuma, menurut Kampanye Melawan Perdagangan Senjata (CAAT), Inggris disebut memiliki kesepakatan yang menguntungkan dalam memasok angkatan udara Israel.
Lewat kerjasama tersebut, Inggris sanggup mengumpulkan pundi–pundi pendapatan senilai 400 juta poundsterling atau sekitarRp 8 triliun lewat penjualan senjata perang ke Israel, mencakup pesawat tempur siluman F-35 hingga BAE Systems.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)