Pesawat Alaska Airlines Mati Mesin di Udara, Boeing Masih Bungkam
Alaska Airlines Penerbangan 1240 baru lepas landas pada pukul 12:24, terpaksa putar balik setelah mengalami mati mesin di udara.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
"Kerusakan mesin membuat penumpang mengirim pesan singkat kepada orang-orang yang mereka cintai karena takut," katanya kepada stasiun TV setempat, KIRO.
"Semuanya tidak baik-baik saja. Semua orang mengira kami akan jatuh," ujarnya.
"Rasanya seperti saat Anda menabrak sesuatu dengan mobil," paparnya.
"(Kami) sangat mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan kecelakaan, tetapi juga yakin dengan baik, semuanya akan baik-baik saja," katanya.
Data dari FAA menyebut bahwa pesawat itu menggunakan mesin pesawat buatan CFM International.
Dari segi umur, pesawat ini berusia 24 tahun saat insiden terjadi, Bloomberg melaporkan.
Boeing tidak segera menanggapi pertanyaan FOX Business.
Meskipun Boeing tidak bertanggung jawab atas mesin tersebut, insiden tersebut terjadi saat perusahaan tersebut menghadapi pengawasan ketat dari Alaska Airlines dan regulator AS.
Hal itu karena serangkaian masalah mekanis dan keselamatan lainnya.
Pada bulan Januari, Boeing 737 Max 9 milik Alaska Airline terpaksa melakukan pendaratan darurat setelah panel pintu terlepas di tengah penerbangan.
Insiden tersebut menyebabkan lubang menganga di pesawat tersebut ribuan kaki di udara.
The Washington Post melaporkan pada bulan April mengatakan bahwa pengatur penerbangan telah membuka penyelidikan terhadap sedikitnya enam insiden yang melibatkan pesawat Boeing
Media tersebut melaporkan bahwa Boeing telah mengalami kerusakan mesin, kehilangan roda, penutup mesin jatuh, dan menukik tajam di udara sejak awal tahun.
"Kami bekerja untuk menjaga para tamu kami dan mengakomodasi perjalanan mereka ke Oakland kemarin sore, dan kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini," demikian pernyataan Alaska Airlines.