5 Fakta Inggris Tangguhkan Izin Ekspor Senjata ke Israel: Bukan Embargo, Kelompok HAM Kecewa
Inggris memutuskan untuk menangguhkan izin ekspor 30 dari 350 senjata ke Israel. Ini 5 hal yang perlu diketahui.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
Tinjauan hukum atas ekspor senjata Inggris ke Israel sebenarnya sudah ditugaskan awal tahun ini oleh pemerintah yang dipimpin Konservatif sebelumnya.
Tetapi, pemerintah tersebut belum sempat mengumumkan temuan tinjauannya mereka sebelum lengser setelah pemilihan umum 4 Juli.
Barulah pemerintahan kiri-tengah yang baru, menerbitkan makalah kebijakan pada Senin malam yang menjelaskan keputusannya.
Dikatakan juga bahwa mereka telah menyimpulkan bahwa Israel gagal dalam bantuan kemanusiaan di Gaza dan perawatan terhadap tahanan.
3. Pejabat Israel kecewa
Dalam sebuah unggahan di media sosial pada hari Selasa, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut tindakan Inggris itu "memalukan."
"Keputusan Inggris yang salah arah hanya akan membuat Hamas semakin berani," tulis Netanyahu.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan bahwa dia "sangat kecewa."
Di Inggris, kepala rabbi negara tersebut, Ephraim Mirvis, mengatakan bahwa tidak masuk akal Inggris melakukan hal ini kepada sekutunya, Israel.
4. Kelompok HAM juga kecewa
Amnesty International menyebut penangguhan izin ekspor senjata oleh Inggris terlalu terbatas dan banyak celah.
Human Rights Watch mengatakan keputusan itu "tidak cukup jauh."
Aktivis khawatir bahwa Lammy mengumumkan pengecualian untuk komponen jet tempur F-35, yang digunakan Israel untuk menjatuhkan bom di Gaza.
Baca juga: AS Mendakwa 6 Petinggi Hamas atas Serangan 7 Oktober, Termasuk Ismail Haniyeh dan Yahya Sinwar
Sekitar 15 persen dari komponen tersebut dibuat di Inggris, menurut kelompok advokasi.
Di samping itu, jajak pendapat menunjukkan mayoritas warga Inggris ingin pemerintah mereka menghentikan semua ekspor senjata ke Israel.
5. Ada kekhawatiran keputusan ini akan membuat renggang hubungan Inggris dengan Amerika dan Israel
Inggris biasanya selalu sejalan dengan sekutunya, AS, soal kebijakan Israel.